REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai-nilai ajaran Islam juga telah meresap dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat Libya. Tradisi-tradisi yang bertahan di negara ini banyak terpengaruhi nilai keluhuran agama.
Di antaranya, soal tata berbusana bagi perempuan di negara yang sebelah selatan berbatasan dengan Chad, barat dengan Aljazair, barat laut dengan Tunisia, barat daya dengan Nigeria, timur dengan Mesir, dan tenggara dengan Sudan.
Menggunakan pakaian sopan merupakan hal penting di negara ini. Apalagi bagi seorang perempuan. Perempuan Muslimah juga dianjurkan mengenakan jilbab, apalagi saat mengunjungi masjid, kuburan, atau situs keagamaan.
Di Libya, khusunya di Tripoli pasangan yang baru menikah biasanya menempati rumah mereka sendiri. Hal ini menjadi penting untuk menjaga martabat, kehormatan, dan reputasi yang baik dari keluarga melalui perilaku mereka sendiri. Ini adalah budaya kolektif.
Demi menjadi rasa harmoni, orang akan selalu bertindak dengan sopan dan tidak melakukan apa pun yang menyebabkan seseorang malu di muka umum. Kepentingan pribadi sering dikesampingkan demi kepentingan kelompok.
Dalam bersilaturahim, warga Libya memiliki tradisi membawa sesuatu yang manis seperti kue-kue, buah atau hadiah kecil khas daerah setempat. Jika seorang pria harus memberikan hadiah kepada seorang perempuan, ia harus mengatakan hadiah tersebut dari istrinya, ibu, saudara, atau relasi perempuan lainnya.
Sebuah hadiah untuk anak-anak akan selalu dikemas dengan bentuk yang berbeda. Hadiah diberikan dengan dua tangan atau tangan kanan. Dan, hadiah umumnya tidak dibuka saat diterima.