REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Wakil Perdana Menteri Australia Barnaby Joyce mewanti-wanti dampak pernyataan anti-Islam terhadap perdagangan internasional Australia dengan negara-negara mayoritas Muslim. Joyce juga menyatakan, akan memberi instruksi untuk tidak memberi preferensi atas Partai Liberal untuk mendapat kursi di Parlemen Federal.
Dalam wawancara setahun masa kerja Pemerintahan Australia yang dipimpin Partai Nasional, Joyce mengatakan, semasa ia menjabat Menteri Pertanian, ia banyak berurusan dengan negara-negara yang membeli produk pertanian Australia senilai miliaran dolar. Maka, Jocye memperingatkan, para tokoh agar berhati-hati dengan pernyataan yang dibuat.
''Saya harus ke Indonesia dan Arab Saudi, mereka konsumen terbesar gandum dan produk ternak Australia,'' kata Joyce kepada /The Guardian Australia, pekan lalu.
Dari pengalamannya ke Saudi, Joyce mengaku, tak ada seorang pun yang menyuruhnya masuk Islam atau ia mengajak orang di sana memeluk Kristen. Menurutnya, ini soal pemahaman.
Pernyataan Joyce ini dilontarkan menyusul memanasnya politik di Australia jelang pemilu dewan perwakilan. Joyce sendiri vokal mengkritisi kesepakatan Partai Liberal untuk memberi preferensi bagi Partai One Nation di Dewan Tinggi Australia Barat (WA). Sebagai imbalannya, Partai One Nation akan memberi preferensi bagi Partai Liberal dalam pemilu Dewan Rendah mendatang.
Seiring kesepakatan Partai Liberal itu, Partai National WA melakukan aksi balasan dengan memberi preferensi kepada Partai Australian Greens (The Greens) sebelum Partai Liberal mendapat kursi dewan perwakilan. Joyce mengatakan, kesepakatan Partai National WA memicu kemarahan pendukung Partai Liberal dan Partai National WA.