Sabtu 25 Feb 2017 10:03 WIB

Jalan Darat Putus, Ibu Melahirkan Dievakuasi dengan Perahu

Ibu melahirkan.
Foto: pixabay
Ibu melahirkan.

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo Utara mengevakuasi ibu melahirkan dari Desa Ilotunggula, Tolinggula menggunakan perahu melalui jalur laut karena akses darat putus terdampak longsor.

Kepala Pelaksana BPBD Gorontalo Utara Nurhadi Rahim di Gorontalo, Sabtu (25/2), mengatakan pasien yang harus dievakuasi dari desanya itu dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah setempat di Kecamatan Kwandang atau pusat ibu kota kabupaten. Jalur darat di wilayah barat Kabupaten Gorontalo Utara hingga saat ini masih terputus akibat longsor pada Rabu (22/2).
 
Masih terputusnya akses transportasi darat akibat puluhan titik longsor dari 33 longsoran yang belum terbuka, memaksa masyarakat harus melalui jalur laut. "Itu pun melalui laut terbilang cukup berisiko, mengingat gelombang tinggi dan angin kencang masih melanda wilayah perairan ini," ujar Nurhadi.
 
Titik longsor yang terjadi di ruas jalan Trans Sulawesi bagian barat mulai dari Kecamatan Sumalata hingga Kecamatan Biawu, ditambah putusnya jembatan "plat deucker" di Desa Kasia dan Kikia, Kecamatan Sumalata. Hingga saat ini, BPBD dengan memanfaatkan satu eskavator ditambah bantuan dari Balai Jalan Wilayah Sulawesi di Provinsi Gorontalo, masih menyingkirkan longsoran.
 
Nurhadi menjelaskan ibu melahirkan diangkut menggunakan perahu menuju jembatan tambatan perahu Limu, di Desa Hutokalo, Kecamatan Sumalata, untuk selanjutnya dirujuk ke rumah sakit. Upaya tersebut telah berhasil dilakukan. Pihaknya masih menempatkan tim BPBD bekerja sama dengan Taruna Siaga Bencana (Tagana) kabupaten dan kecamatan, untuk sewaktu-waktu melakukan evakuasi bagi warga di wilayah barat itu.

BPBD mengajukan permohonan bantuan anggaran tanggap darurat bencana ke pemerintah pusat melalui BNPB, agar penanganan warga terdampak banjir dan tanah longsor di daerah itu tertangani dengan baik. Kegiatan paling penting yang memerlukan anggaran tanggap darurat saat ini, kata Nurhadi, adalah upaya menyingkirkan longsoran dan perbaikan jembatan "plat deucker" yang putus.

Mengingat kondisi tersebut menyebabkan terisolasinya empat kecamatan di bagian barat kabupaten setempat, yaitu Kecamatan Sumalata Timur, Sumalata, Biawu, dan Tolinggula. Tanah longsor termasuk memutus akses transportasi dari wilayah Kabupaten Buol, Provinsi, Sulawesi Tengah, dengan daerah setempat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement