Senin 27 Feb 2017 10:20 WIB

BNI Asset Management Kumpulkan Rp 322 Miliar untuk Pendidikan

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Dwi Murdaningsih
BNI asset management
Foto: twitter.com
BNI asset management

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BNI Asset Management, anak perusahaan Bank Negara Indonesia (BNI), saat ini mengelola dana abadi untuk pengembangan pendidikan di Universitas Indonesia yang berasal dari produk investasi berupa Reksa Dana BNI-AM Makara Investasi. Saat ini, dana kelolaan yang telah terkumpul melalui produk investasi tersebut mencapai Rp 322 miliar.

Direktur Utama BNI-AM, Reita Farianti mengatakan, kelahiran produk dana abadi berawal dari partisipasi BNI-AM dalam beauty contest yang digelar oleh Universitas Indonesia. Setelah memenangkan kontes tersebut, BNI-AM kemudian meluncurkan Makara Investasi yang hasilnya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dana abadi UI serta dapat juga dinikmati oleh investor reguler secara umum.

Reksa Dana BNI-AM Makara Investasi merupakan reksa dana jenis pendapatan tetap dengan aset dasar minimum 80 persen di surat utang (obligasi). Reita menjelaskan, di sejumlah negara maju mekanisme pembiayaan berupa dana abadi sudah berlaku untuk pembiayaan fasilitas pendidikan, walaupun kadang terbatas untuk universitas unggulan di negara yang bersangkutan, seperti Universitas Oxford dan Cambridge di Inggris, Universitas Al-Azhar di Mesir, National University of Singapore dan Nanyang Technological University di Singapura.

Dana abadi terbesar di dunia dimiliki oleh Universitas Harvard dengan total dana yang di miliki 32 triliun dolar AS. Hal ini, kata Rita, menunjukkan budaya sedekah dana abadi untuk pendidikan sangat kuat dan menjadi identitas stakeholders perguruan tinggi di negara tersebut.

Di Indonesia, kegiatan pengembangan pendidikan pada umumnya didanai oleh dana abadi atau dana pengembangan pendidikan yang dikumpulkan dan dikelola oleh universitas bersangkutan. "Dalam konteks inilah BNI Asset Management tergerak untuk berkiprah dalam mendukung Tridarma Perguruan Tinggi di Indonesia dengan turut mengelola dan mengembangkan dana abadi," kata Reita, melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (27/2).

Reita menyebut, mekanisme pendanaan model ini memiliki keuntungan berupa berbasis pendanaan yang cukup aman, kuat, mengurangi ketergatungan pada sumber-sumber dana tertentu dan memudahkan perencanaan untuk pengembangannya secara jangka panjang.

Saat ini, selain mengelola dana pengembangan pendidikan untuk Universitas Indonesia, BNI-AM juga mengelola dana pengembangan pendidikan dari Universitas Gadjah Mada dengan nama BNI-AM UGM Progressive Balanced. Reita berharap ke depan BNI-AM dapat mengelola lebih banyak lagi dana pengembangan pendidikan untuk universitas lain yang ada di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement