REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemkab Sukabumi berupaya menurunkan angka kematian ibu. Caranya dengan menggandeng sejumlah pihak untuk memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya ibu hamil agar menjalani pemeriksaan di fasilitas kesehatan.
"Angka kematian ibu sebenarnya sudah turun," terang Bupati Sukabumi Marwan Hamami kepada wartawan Selasa (28/2). Meskipun demikian lanjut dia akan diupayakan tidak ada lagi yang meninggal pada saat melahirkan.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, pada 2016 lalu jumlah angka kematian ibu pada saat melahirkan sebanyak 60 orang. Kebanyakan kasus tersebut akibat faktor pendarahan pada saat melahirkan.
Baca juga: Angka Kematian Ibu Tinggi di Sekitar Pabrik Sukabumi
Untuk menekan angka kematian ibu lanjut Marwan, pemkab akan menggiatkan upaya sosialisasi agar ibu melahirkan di fasilitas kesehatan. Selain itu lanjut dia pada saat hamil yang bersangkutan secara rutin memeriksakan kandungannya ke petugas kesehatan.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi Ela Karmila menambahkan, pemkab berupaya menekan kasus kematian ibu pada saat melahirkan di bawah 60 orang atau 30 kasus per tahunnya. "Inginnya tidak ada satu pun yang meninggal karena melahirkan," cetus dia.
Oleh karena itu kata Ela, program penyelamatan ibu dan bayi akan terus diupayakan. Kalaupun meninggal lanjut dia hal itu sudah kuasa Allah akan tetapi upaya pemerintah harus optimal.
Jangan sampai ungkap Ela, kasus ibu meninggal itu dikarenakan kesalahan baik dari petugas penolong, keluarga, atau dari masyarakat yang menolak dirujuk ke fasiltas kesehatan. Intinya lanjut dia pada tahun ini diupayakan tidak ada lagi ibu yang melahirkan di rumah baik oleh tenaga dukun beranak maupun petugas kesehatan.
Pasalnya sambung Ela, upaya persalinan harus harus dilakukan ditempat yang terdapat fasilitas memadai seperti puskesmas poned. Upaya ini dilakukan agar penanganan dan penyelematan ibu dan bayi cepat tertangani.