Sabtu 04 Mar 2017 07:27 WIB

Telkom Hadirkan Live Streaming Kamera 360 di Java Jazz

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Penyanyi trio peraih nominasi Grammy Award, King, menghibur penonton dengan lagu-lagu andalannya, saat tampil pada BNI Java Jazz Festival, di Jakarta International Expo, Jumat (3/3).
Foto: Raisan Al Farisi/Republika
Penyanyi trio peraih nominasi Grammy Award, King, menghibur penonton dengan lagu-lagu andalannya, saat tampil pada BNI Java Jazz Festival, di Jakarta International Expo, Jumat (3/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tim SmartEye dari Divisi Digital Service (DDS) PT Telkom, digandeng festival jazz internasional, Java Jazz, yang dihelat 3-5 Maret 2016 ini sebagai penyedia layanan live streaming kamera 360.

Menurut Salah satu founder SmartEye, Nikmatur Rahmah,  layanannya tersebut gratis dan memungkinkan masyarakat menonton langsung secara daring (live streaming) konser jazz tersebut dari semua sudut gambar. Ini. pengalaman baru di Indonesia, festival jazz internasional bisa disaksikan live streaming dari sudut kamera 360 derajat.

"Jadi, konser bisa dilihat dari atas, bawah, samping kanan, kiri, belakang, dan depan musisi secara gratis," ujar Nikmatur dalam siaran persnya, Sabtu (4/3).

Menurut Nikmatur, jika menggunakan komputer personal/PC, akses kamera multiarah itu bisa dikendalikan tetikus (mouse). Jika ingin melihat bagian depan musisi misalnya, maka klik, tahan, dan geser (drag) ke arah yang dihendaki sehingga kita bisa melihat sisi lain pemusik yang sedang konser live.

Untuk suara dan tayangan yang dihasilkan, kata dia, tidak ada perubahan apa pun sekalipun pengunjung aktif merubah posisi dan arah mouse-nya. Sehingga, seluruh sudut terjangkau tanpa kehilangan momen musiknya tadi.

Selain PC, kata dia, seluruh jenis gawai akan bisa merasakan sensasi baru menonton konser musik tersebut khususnya pada 5 dari 11 titik konser yang bekerjasama dengan SmartEye dengan mengakses http://live.javajazzfestival.com/. Lima titik pengambilan kamera tersebut antara lain pada Stage Outdoor, serta panggung di dalam ruangan yang disebut Hall.

Setiap harinya, kata dia, masyarakat bebas mengakses mulai dari jam 16.00 hingga dinihari tanpa syarat dan ketentuan apa pun. "Kami ajak untuk menonton persembahan musik terbaik dengan cara baru," katanya.

Untuk kenikmatan menonton, Ia menyarankan menggunakan jaringan kecepatan tinggi yang sudah teruji. Buffering, akan tergantung pada akses internet gawai.

Nikmatur Rahmah sendiri menciptakan SmartEye bersama dua karyawan Telkom lainnya yakni Ahmad Nasirudin dan Fahmi Ramadani. Dua nama terakhir sebelumnya menciptakan Virtual Reality berupa tur ke venue PON 2016, September lalu.

Bedanya, dalam pekan olahraga nasional tahun lalu, masyarakat harus gunakan peranti tambahan yakni kacamata pendukung virtual reality (VR) semacam Samsung Gear, LG 360 VR, hingga produk Tiongkok semacam VR Shinecon.

Sedangkan, dalam Java Jazz, sensasi yang sama bisa langsung dirasakan dengan mata telanjang/tanpa kacamata VR maupun menggunakan kacamata VR.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement