REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya, Selasa (7/3) malam, menyebabkan beberapa sungai yang mengalir di Ibu Kota meluap. Akibatnya, sejumlah kawasan permukiman warga yang berada di bantaran sungai-sungai tersebut ikut terendam banjir.
Menurut data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI, banjir yang mulai terjadi pada Rabu (8/3) dini hari menyasar rumah-rumah penduduk yang tersebar di 32 RW, 10 kelurahan, dan delapan kecamatan di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Ketinggian banjir di kawasan itu cukup bervariasi, mulai dari 10 cm hingga 1,5 meter.
"Berdasarkan pantauan terkahir kami, banjir di sebagian kawasan ada yang sudah surut siang tadi, namun ada juga yang belum," tutur staf Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI, ADE Putri Madjida, Rabu (8/3).
Sejauh ini, kata dia, tidak ada warga yang mengungsi akibat banjir kali ini. Kendati demikian, masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran sungai, khususnya Sungai Ciliwung, tetap diingatkan untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir susulan di kemudian waktu. Di Kelurahan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, luapan air Sungai Ciliwung membuat sebagian area permukiman penduduk yang berada di RW 10, RW 11, dan RW 12 tergenang air setinggi 10 hingga 20 cm.
Hingga pukul 12.30 WIB, banjir yang merendam ketiga RW itu belum lagi surut sepenuhnya. Sementara, di Kelurahan Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur, luapan Sungai Ciliwung juga menyasar sejumlah rumah warga yang terletak di RW 01, RW 02, RW 03, RW 05, dan RW 08. Ketinggian banjir di kelima RW itu berkisar antara 10 hingga 120 cm, dan baru mulai surut menjelang tengah hari.
Salah seorang warga Gang Kober RT 10/RW 02 Cawang, M Haris (49 tahun) menuturkan, selama hampir sebulan terkahir ini, kampungnya sudah lima kali dilanda banjir. Banjir yang pertama terjadi pada Ahad malam, 12 Februari lalu. Ketika itu, luapan Sungai Ciliwung menyebabkan lebih dari 150 rumah di sana terendam air setinggi 70 cm selama sembilan jam. Tiga hari berselang, Sungai Ciliwung kembali meluap dan membuat kawasan permukiman itu diterjang banjir setinggi dua meter.
Selanjutnya, hujan yang mengguyur daerah Bogor menjelang akhir Feburari lagi-lagi menyebabkan Sungai Ciliwung meluap. Sebagai dampaknya, hampir 200 rumah warga di RW 02 Cawang direndam banjir setinggi 40 cm. Banjir ketika itu baru benar-benar surut 10 jam sesudahnya. Berikutnya, pada awal Maret, kampung itu dilanda banjir setinggi 80 cm.
"Terakhir, banjir juga merendam rumah kami, dini hari tadi. Tapi tidak ada satupun tetangga saya yang mengungsi, karena airnya surut dalam hitungan jam," tutur Haris.
Ketua RW 02 Cawang, Juanda (55 tahun) mengatakan, saat ini warganya masih bersiaga menghadapi potensi banjir susulan. Apalagi, intensitas hujan di wilayah Jakarta dan sekitarnya memang terbilang cukup tinggi akhir-akhir ini, sehingga dapat menyebabkan meluapnya Sungai Ciliwung sewaktu-waktu.
Seperti kemarin sore, misalnya. Juanda mendapat informasi bahwa status ketinggian muka air Sungai Ciliwung di daerah Depok sudah siaga tiga. BPBD DKI pun ketika itu memprediksi akan terjadi banjir di kampungnya dalam enam jam ke depan. "Begitu mendengar kabar tersebut, saya langsung memberi tahu warga di sini untuk bersiap-siap (menghadapi banjir). Sampai sekarang kami masih tetap siaga," ujarnya.