Kamis 09 Mar 2017 11:08 WIB

Bupati Cianjur: Pagu Raskin Bukan Patokan Termiskin

Red: Andi Nur Aminah
Pekerja mengangkut beras miskin (raskin) untuk didistribusikan ke warga (ilustrasi).
Foto: Antara/Aco Ahmad
Pekerja mengangkut beras miskin (raskin) untuk didistribusikan ke warga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Bupati Cianjur, Jawa Barat Irvan Rivano Muchtar menilai angka pagu raskin 2017 tidak menjadi patokan wilayah tersebut sebagai daerah termiskin meskipun tercatat sebagai kabupaten tertinggi penerima jatah bantuan itu. "Munculnya pagu raskin jangan dijadikan patokan Cianjur sebagai daerah termiskin karena data yang digunakan fluktuatif untuk dijadikan dasar pembagian. Tidak ada juga kepastian data mana yang dipakai selama ini, sehingga tidak benar ada anggapan kalau raskin menjadi patokan Cianjur sebagai daerah termiskin," katanya, Kamis (9/3).

Dia menjelaskan pemerintah kabupaten segera melakukan validasi data sehingga dapat terlihat angka pasti warga miskin di Cianjur, berapa jumlahnya. Ke depan acuan berapa jumlah warga miskin di Cianjur, akan mengacu pada Cianjur satu data yang saat ini tengah disusun. 

"Dengan adanya pagu tersebut, akan menjamin pendistribusian tepat sasaran dan berjalan lancar, warga dapat membeli beras dengan harga murah, namun di sisi lain terkesan ada citra buruk karena penerima raskin tertinggi," katanya.

Kepala Perum Bulog Subdivre Cianjur Rizaldi mengatakan pagu raskin untuk Cianjur yang keluar pada akhir Februari mengalami penurunan yakni pada Rumah Tangga Sasaran (RTS) dan jumlahnya. Meski pun mengalami penurunan, tambah dia, Cianjur tetap meenjadi penerima terbanyak.