REPUBLIKA.CO.ID, RAQQA -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) mendatangkan setidaknya 200 anggota marinir ke Suriah. Kehadiran mereka di sana bertujuan untuk membantu memerangi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), salah satunya yang hingga saat ini masih memiliki basis di wilayah utara negara itu.
Bersama dengan pasukan lokal yang didukung AS, saat ini, sejumlah persiapan untuk menyerbu Raqqa, salah satu kota di wilayah itu tengah dilakukan. Diperkirakan dalam beberapa pekan ke depan serangan diluncurkan.
Namun, tidak disebutkan penyebaran marinir dilakukan di wilayah mana saja di Suriah untuk alasan keamanan. Pejabat AS juga menolak menyebutkan berapa jumlah pasti dari anggota tentara mereka yang dikirimkan ke negara itu untuk berperang melawan kelompok militan tersebut.
Menurut keterangan, penyebaran marinir AS di Suriah hanya berlangsung sementara waktu. Tetapi, hal ini diduga dapat menjadi sebuah indikasi bahwa Gedung Putih memberi Angkatan Bersenjata negara itu sebuah fleksibilitas lebih besar untuk membuat keputusan dalam memerangi ISIS.
Angkatan Bersenjata AS atau dikenal dengan sebutan Pentagon mengirimkan rencana mengalahkan ISIS bulan lalu. Sejumlah strategi diuraikan, termasuk berapa banyak pasukan lokal yang didukung negara adidaya itu, serta memungkinkan mereka dapat secara maksimal berperan dalam pertempuran di Raqqa.
AS meyakini tekanan terhadap ISIS di Raqqa akan berpengaruh. Dari laporan intelijen, beberapa pemimpin kelompok itu yang ada di kota itu mulai bersiap untuk pergi. Mereka juga mempersiapkan jalan tersembunyi yang diduga untuk melarikan diri, seperti terowongan bawah tanah.
Bahkan, beberapa mempersiapkan perlawanan seperti meletakkan bom pinggir jalan, kabel peledak di sejumlah rumah, dan jebakan lainnya. ISIS juga diperkirakan memiliki sekitar 4.000 anggota yang berada di Raqqa.
Kabar penyebaran marinir tersebut juga datang bersamaan dengan pertemuan yang dilakukan perwira militer AS Joseph Dunford dengan rekannya dari Turki dan Rusia. Namun, ia disebut tidak memberitahu menegnai rencana akan membuat sebuah serangan ofensif untuk memerangi ISIS di Raqqa.
Turki yang diwakili oleh kepala staf umum Hulusi Akar dan Rusia oleh Valery Gerasimov melakukan pembahasan mengenai perkembangan situasi di Suriah dan Irak. Ketiganya membahas bagaimana cara mencegah resiko konflik dalam upaya negara mereka memukul munduru ISIS.
"Masalah umum yang berkaitan dengan keamanan regional khususnya di Suriah dan Irak tengah dibahas dalam pertemuan itu," ujar pernyataan militer Turki, sesaat setelah pertemuan di Antalya, Turki seperti dilansir Aljazeera.