Jumat 10 Mar 2017 05:31 WIB

Sastrawan: Karya Sastra dapat Menangkal Paham Radikal

Sastra Indonesia, ilustrasi
Foto: ist
Sastra Indonesia, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Sastrawan Joko Pinurbo menilai karya sastra dapat dijadikan sebagai alat penangkal bagi seseorang, agar mereka terhindar dari paham radikal dan aksi terorisme.

"Fungsi sastra salah satunya dapat mengembangkan rasa empati seseorang dalam proses pendewasaan diri untuk mencegah berkembangnya paham radikal," kata Joko Pinurbo saat menghadiri dialog komunitas seni budaya dalam mencegah terorisme di Pangkalpinang, Kamis (9/3).

Ia menerangkan karya sastra seperti puisi dapat mengembangkan daya imajinasi seseorang, sehingga dapat membuka nalar agar tidak melakukan suatu tindakan yang bertentangan dengan hukum.

"Kepribadian yang tertutup dan berwawasan sempit dapat dengan mudah disusupi oleh paham-paham radikal," katanya.

Menurut dia pendekatan sastra seperti pelatihan menulis dapat mendukung program deradikalisasi bagi mantan narapidana terorisme.

"Pendekatan sastra dalam program deradikalisasi dapat memperbaiki cara berkomunikasi, agar lebih terbuka dengan semua kalangan sehingga mampu menjadi bekal positif bagi mantan narapidana terorisme," ujarnya.

Penulis dan Pustakawan Anang Mansyur mengatakan budaya membaca dapat melatih kesabaran sehingga seseorang dapat membuka kepribadian, sehingga menumbuhkan sikap empati seseorang. "Hasil penelitian telah membuktikan bahwa budaya membaca dapat membuka pemikiran yang tertutup," katanya.

Sementara itu, penulis buku Tien Rostini mengatakan karya sastra seperti puisi dan cerita dongeng dapat menumbuhkan logika bagi anak-anak sehingga merupakan cara dini untuk menangkal paham radikalisme. "Sentuhan karya sastra sejak masa kanak-kanak merupakan cara untuk membentengi diri dan membuka wawasan agar mampu berpikir logis," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement