REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan melarang pelajar mengikuti tantangan skip challenge atau dengan nama lain pass out challenge yang marak di media sosial beberapa waktu belakang.
Helmi di Bengkulu, Sabtu (11/3), meminta seluruh perangkat pendidikan untuk mengawasi agar pelajar tidak terlibat kegiatan yang membahayakan nyawa tersebut. "Kami juga minta keluarga siswa untuk ikut mengawasi dan mengontrol setiap tindakan mereka," kata dia.
Seharusnya, menurut dia, siswa lebih melakukan kegiatan positif dan bernilai manfaat daripada ikut-ikutan tren yang sebenarnya jauh dari nilai-nilai pendidikan. "Bagi Muslim lebih baik mengaji, bagi yang beragama lain juga melakukan ibadah sesuai ajaran, ini menambah ilmu dan bernilai lebih yakni pahala," kata Helmi.
Baca: Kemendikbud: Permainan Skip Challenge Berbahaya
"Skip challenge atau pass out challenge yang menjadi viral di media sosial tersebut merupakan tantangan yang mengharuskan pesertanya menekan dada sekeras-kerasnya selama beberapa menit. Akibatnya, otot jantung tidak bisa bekerja dan peserta tantangan tersebut akan kehilangan kesadaran sesaat atau bahkan menghadapi risiko kematian. Hal itu disebabkan terputusnya suplai oksigen ke otak.
"Kehilangan kesadaran sesaat itu yang dirasakan selesai melakukan tantangan saja, tapi dampak negatif ke depan pastinya lebih buruk," ucapnya.
Tantangan tersebut, katanya, menjadi bahaya nyata yang mengancam generasi muda karena potensi kerusakan sel otak semakin besar dengan terhambatnya aliran oksigen. "Ini harus menjadi perhatian bersama, jauhi generasi muda kita dari tindakan-tindakan bodoh dan tidak terdidik," ujarnya.