Kamis 16 Mar 2017 13:51 WIB

PBNU: KH Hasyim Muzadi Bisa Menjahit Persatuan Umat

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
KH Hasyim Muzadi
Foto: Antara/Syaiful Arif
KH Hasyim Muzadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud mengungkapkan, KH Hasyim Muzadi adalah sosok yang bisa menjahit ukhuwah islamiyah atau persatuan antarumat Islam. Padahal, menurutnya, terkadang Umat Islam masih susah untuk diajak duduk bersama dalam mendiskusikan suatu permasalahan.

"Beliau (KH Hasyim Muzadi) itu selalu bisa menjahit ukhuwah islamiyah atau persatuan antara umat Islam, yang kadang disuruh duduk bersama saja susah. Nah beliau bisa menjahit itu," kata Marsudi saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (16/3).

Selain menjahit ukhuwah islamiyah, KH Hasyim Muzadi juga menurutnya adalah sosok yang bisa menjahit persatuan dalam berbangsa dan bernegara (ukhuwah wathoniyah). Beliau, kata Marsudi, selalu meyakinkan, bangsa Indonesia tetap harus satu dan bersatu dalam kebinekaan yang ada.

KH Hasyim Muzadi juga disebut sebagai sosok yang bisa menjahit persatuan antarumat manusia tanpa memandang agama (ukhuwah basyariah). Persatuan antarumat beragama tersebut menurutnya bukan hanya di Indonesia, tapi juga di tingkat dunia.

"Beliau juga bisa menjahit ukhuwah basyariah, persaudaraan antar manusia-manusia yang tidak melihat agamanya apa, di dalam Republik Indonesia khususnya, umumnya untuk bangsa-bangsa di dunia," kata Marsudi.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) KH Hasyim Muzadi wafat pada Kamis (16/3), setelah mendapatkan perawatan intensif di Malang, Jawa Timur. Jenazah mantan ketua umum PBNU ini akan dishalatkan dan dimakamkan di kompleks pesantren Al Hikam Jalan H. Amat, Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok.

Baca Juga: KH Hasyim Muzadi Tinggalkan Kesan di Keuskupan Malang

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement