Jumat 17 Mar 2017 04:45 WIB

Menlu Inggris: Kelaparan Somalia Harus Segera Diatasi

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Winda Destiana Putri
Anak-anak pengungsi menyantap nasi tanpa lauk di kamp pengungsian Al Cadaala, Mogadishu, Somalia.
Foto: Feisal Omar/Reuters
Anak-anak pengungsi menyantap nasi tanpa lauk di kamp pengungsian Al Cadaala, Mogadishu, Somalia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan bencana kelaparan di Somalia harus segera diatasi. Pada Rabu (15/3), ia melakukan kunjungan mendadak ke Somalia untuk bertemu langsung dengan Presiden Mohamed Abdullahi Mohamed guna membicarakan masalah bencana nasional tersebut.

"Sangat memalukan kita menghadapi masalah yang semua hadapi, terutama tentu saja kekeringan dan risiko kelaparan. Saya pikir kita harus bergerak cepat untuk mengatasinya," kata Johnson kepada Mohamed di istana kepresidenan Villa Somalia, Mogadishu, dikutip Aljazirah.

Johnson mengatakan, Inggris akan menjadi tuan rumah konferensi tentang Somalia pada 11 Mei mendatang. Konferensi diselenggarakan untuk membantu mengatasi masalah dasar di Somalia, seperti serangan bersenjata dan korupsi.

Sebuah pernyataan dari kantor presiden Somalia mengatakan, Inggris akan memberikan 134 juta dolar AS untuk bencana kekeringan yang melanda beberapa bagian Somalia.

Somalia menyatakan, sedikitnya 360 ribu anak-anak mengalami kekurangan gizi parah. Mereka dilaporkan akan mati dalam beberapa minggu kecuali jika mereka menerima bantuan pangan.

Negara ini sebelumnya pernah menghadapi krisis serupa pada 2011 yang menewaskan hampir 260 ribu orang. Mohamed, yang dikenal sebagai Farmajo, menyalahkan bencana kekeringan tahun ini kepada kelompok bersenjata al-Shabab, yang terus mengontrol sejumlah bagian negara. "Kekeringan ini benar-benar serius, dan sejauh ini kami telah kehilangan 60 persen dari ternak kami," kata Mohamed.

Kekeringan tahun ini mengancam setengah dari penduduk Somalia, atau sekitar enam juta orang. Kekeringan di Somalia merupakan bagian dari krisis kemanusiaan terbesar yang melanda empat negara dalam 70 tahun terakhir. "Jalannya sungguh pendek untuk bisa mencegah kelaparan," ujar Direktur Oxfam's Horn Regional Afrika

Kekeringan juga menyerang jutaan orang di Ethiopia dan Kenya. Bencana kelaparan kemudian kembali dinyatakan di dua kabupaten yang dilanda perang di Sudan Selatan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement