REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK - Polisi Thailand mengklaim telah membongkar rencana pembunuhan terhadap Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha. Pembunuhan diduga akan dilakukan oleh seorang buronan aktivis anti-junta, Wuthipong Kochathamakun.
Pada Sabtu (18/3), Polisi berhasil menemukan puluhan senapan dan granat serta ribuan butir amunisi di sebuah rumah milik Kochathamakun. Kochathamakun merupakan pemimpin kelompok baju merah. Ini adalah kelompok politik yang setia kepada mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra.
Polisi juga menangkap sembilan orang yang diduga berkaitan dengan senjata-senjata itu. Menurut penyelidikan, para tersangka memiliki tujuan untuk menimbulkan kerusuhan.
"Kami menemukan senapan. Kami menjamin bahwa ini bukan digunakan untuk menembak burung tapi akan digunakan untuk membunuh pemimpin negara," ujar Kepala Kepolisian Nasional Jakthip Chaijinda, Ahad (19/3).
Jakthip mengatakan, ada bukti lain yang menunjukkan adanya rencana pembunuhan Prayuth. Ia menjelaskan, Wuthipong dan jaringannya selalu menentang junta. Kelompoknya diramalkan di media sosial akan membunuh perdana menteri.
Prayuth, mantan Panglima Militer, menggulingkan pemerintahan Thaksin Shinawatra dalam kudeta 2014. Juntanya menemukan puluhan senjata milik kelompok yang mengaku setia kepada klan Thaksin.
Polisi mengatakan, kelompok itu juga merencanakan penyergapan jika para pejabat tetap melakukan operasi pencucian uang di kuil Buddha Dhammakaya, yang dipandang memiliki hubungan dekat dengan Thaksin.