Selasa 21 Mar 2017 15:12 WIB

Pemuka Buddha: Prinsip Rahmatan lil Alamain Tegaskan Teroris bukan Islam

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Suhadi Sendjaja
Foto: foto : MgROL_54
Suhadi Sendjaja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Intoleransi merupakan hasil dari kurangnya pemahaman dari umat beragama. Karenanya, tidak ada satu agama yang bisa disalahkan atas tindakan intoleransi.

"Yang salah itu umatnya yang belum menghayati, jangan salahkan agamanya," kata Ketua Umum Niciren Syosyu Indonesia (NSI) Suhadi Sendjaja di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Selasa (21/3).

Dikatakan Suhadi, semua agama tentu mengajarkan kebaikan bagi setiap umatnya, sehingga bisa dijadikan pegangan untuk menjalani kehidupan. Karenanya, dia meyakini, kalau semua agama mengingingkan suatu kebaikan, yang diharap bisa diterapkan umat beragamanya.

Suhadi mengingatkan, kesalahan pola pikir itu merupakan tanggung jawab bersama, terutama masing-masing komunitas agama. Karena itu, termasuk tentang, tidak bisa dilekatkat kepada satu agama tertentu saja, karena Islam sekalipun menginginkan keselamatan bagi semesta.

"Teroris itu bukan Islam, Islam itu inginkan keselamatan bagi seluruh alam semesta yaitu rahmatan lil alamin itu," ujar Suhadi.

Terkait penerapan yang berbeda, dia mengatakan, baik Siddharta, Yesus, dan Nabi Muhammad SAW, pasti ada di dunia untuk mengubah suasana yang tadinya kacau menjadi tidak kacau. Menurut Suhadi, itu yang harus jadi konstruksi berpikir umat beragama menjalani hidup. "Agama bukan sumber perusakan, tapi kekuatan untuk menerapkan toleransi," kata Suhadi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement