REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kaji dua terapi meningkatkan kualitas air baku. Teknologi Biofiltrasi dan Ultrafiltrasi diharapkan menjadi solusi atas permasalahan air minum yang layak dan bersih di Indonesia.
"Teknologi ini diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan ketersediaan air minum yang layak dan bersih di Indonesia," kata Direktur Pusat Teknologi Lingkungan (PTL BPPT) Rudi Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (22/3).
Ia meyakini, kedua teknologi dapat meningkatkan kualitas air baku yang tercemar limbah domestik untuk diolah menjadi air siap minum.
Ia menjabarkan, permasalahan yang sering dijumpai di lingkungan yakni kualitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air minum yang sehat. Pun tidak jarang di sejumlah daerah, air tersebut tidak layak untuk minum.
Rudi menyebut, target akses 100 persen terhadap sumber air minum yang aman merupakan tantangan bagi BPPT untuk menghadirkan inovasi teknologi sebagai solusi. Ia menyebut, kendala utama yang dihadapi adalah kualitas air baku yang semakin menurun karena beban pencemaran yang semakin tinggi.
"Secara jumlah, sering kali kita menghadapi kekurangan air baku terutama pada musim kemarau, sementara di musim hujan kita menghadapi masalah banjir," ujarnya.