REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Real Estate Indonesia (REI) Jabar, terus berkomitmen membangun rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Menurut Ketua REI Jabar Irfan Firmansyah, tahun ini REI Jabar menargetkan bisa membangun rumah MBR sebanyak 20 ribu unit. Angka tersebut sama dengan realisasi pembangunan rumah MBR di 2016.
"Target kami membangun rumah MBR tahun ini sama dengan tahun lalu di angka 20 ribu minimum. Berharapnya, bisa sampai 25 ribu," ujar Irfan kepada wartawan di acara Diskusi Panel dengan Tema Implementasi PP No 64 Tahun 2016 terhdap Percepatan Program Sejuta Rumah, Kamis (23/3).
Menurut Irfan, ada anggapan yang salah kalau menilai pengembang hanya membangun rumah untuk masyarakat atas saja. Karena, dalam kondisi ekonomi saat ini secara volume, kondisi penjualan rumah real estate justru sedang turun.
"Yang relatif hidup, justru rumah menengah bawah. Bisa dilihat, sekarang proyek apartemen yang baru di Jabar nggak ada. Karena, memang nggak ada yang bangun," katanya.
Irfan mengakui, untuk membangun rumah MBR di Kota Bandung memang, REI kesulitan. Karena, harga dasar tanahnya sudah mahal. Jadi, susah sulit masuk ke harga MBR yang harga rumahnya hanya sekitar 130 juta an. Kalau pun akan membangun, solusinya memang harus membangun secara vertikal ke atas.
"Kami membangun rumah di Terusan Jalan Jakarta, membangun rusun di tanah milik Pemkot Bandung. Karena, memang sudah nggak masuk tanahnya kalau harus land scape," katanya.
Irfan menilai, hingga saat ini kebutuhan rumah merupakan kebtuhan primer. Jadi, dia sangat bahagia pemerintah memasukkan program perumahan ini sebagai program penting. Terutama, untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
"REI Jabar, pada 2016 berkontribusi terbesar untuk MBR. Kami berharap, bisa terus berkelanjutan," katanya.