REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG --Presiden PKS Sohibul Iman mengaku tak setuju dengan larangan menshalatkan jenazah warga yang memiliki perbedaan politik. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pun ikut mencari pembuat spanduk provokatif itu pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta ini.
"Kami berusaha mencari siapa yang sesungguhnya membuat dan memasang spanduk provokatif," kata Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman di Kabupaten Semarang, Sabtu.
Menurut dia, dalam kompetisi Pilgub DKI Jakarta seperti saat ini pasti ada pihak lain di luar dua kubu paslon yang mempunyai kepentingan. Sohibul menegaskan PKS akan tetap menjalankan kewajiban sebagai umat Islam yakni menshalatkan jenazah meskipun berbeda pandangan politik.
"Kami tetap berpegang pada prinsip-prinsip nilai kebaikan dan tetap menjalankan kewajiban sebagai Muslim ketika ada yang meninggal dunia, sekalipun berbeda pilihan," ujarnya.
Baca juga, Ini Sikap Menag Soal Spanduk Tolak Shalatkan Jenazah Pembela Penista Agama.
Sohibul mengharapkan situasi politik dan keamanan di Ibu kota Jakarta tetap kondusif terkait dengan pelaksanaan pilgub setempat putaran kedua. "Mudah-mudahan dengan ini semua, situasi di Jakarta kondusif," katanya didampingi Ketua DPW PKS Jateng Kamal Fauzi.
Harapan tersebut disampaikan Sohibul di sela menghadiri pelaksanaan Sekolah Kepemimpinan Partai yang diikuti 130 orang pengurus DPD kabupaten/kota se-Jateng di Kabupaten Semarang.