REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Peran Serta Masyarakat Badan Narkotika Nasional, Brigadir Jenderal Polisi Drs Siswandi mengatakan artis yang terlibat narkoba seringkali mengaku keletihan, kurang percaya diri, hingga sepi pekerjaan sehingga mengkonsumsi narkoba.
"Sebenarnya ini hanya alasan. Yang jelas dia sudah mengeluarkan biaya besar (untuk membeli narkoba). Sekarang satu gram sudah Rp1,8 juta. Kalau 0,7 gram khan bisa Rp 1,2 juta," katanya, Senin (27/3).
Kepala Bagian Psikologi Polda Metro Jaya, AKBP Hary Prasetya, masih ada beragam alasan yang kerap melingkupi keputusan seseorang mengonsumsi narkoba.
"Permasalahan narkoba sangat kompleks, tidak hanya menyoal faktor tekanan pekerjaan, kesadaran diri soal bahaya narkoba ataupun lingkungan semata," ujar dia.
"Dalam dunia psikologi ada istilah individual differences, dimana masing-masing indvidu mempunyai pemicu yang berbeda ketika mengonsumsi narkoba. Ada faktor coba-coba, faktor sosial, rekreasional, keingnan lepas dari masalah serta faktor lainnya," sambung Prasetya.
Kemudian, menyoal jenis narkoba yang umum dikonsumsi kalangan selebriti, Siswandi menilai tergantung kebutuhan yang bersangkutan, bisa sabu-sabu, ekstasi, tembakau gorilla ataupun lainnya.
"Ada yang ganja, sabu-sabu. Kalau dia mau syuting siang, enggak mungkin pakai ekstasi. Kayak Ridho kemarin, perjalanan mau syuting," kata dia.
Sebelumnya, Ridho Rhoma ditangkap karena kasus narkoba pada Sabtu lalu (25/3). Ia beralasan tekanan pekerjaan membuatnya mengkonsumsi barang tersebut. Hal yang sama juga sempat diungkapkan penyanyi lain, semisal Andika The Titans dan Sammy Simorangkir.
Komedian Tessy atau Kabul Basuki pun mengakui hal serupa. Pria yang pernah terjerat pemakaian sabu-sabu (crystal metamphetamina atau met alias ekstasi) pada 2014 lalu itu mengatakan sepi tawaran kerja membuatnya frustasi.