REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Acara pembukaan dan penutupan Asian Games 2018 akan menggunakan empat alat berat crane menyusul kapasitas beban atap Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta yang mencapai 20 ton.
"Empat crane itu akan membantu beban Stadion Utama. Dalam konsep baru secara internasional, penyelenggaraan acara di stadion tidak boleh merusak rumput lapangan sehingga konsepnya nanti menggantung," kata Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir selepas Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi X DPR RI di Jakarta, Senin (27/3).
Kapasitas beban untuk penyelenggaraan acara pembukaan dan penutupan Asian Games XVIII itu, lanjut Erick, mencapai 50 ton tanpa merusak rumput lapangan stadion serta lintasan lari untuk cabang olahraga atletik.
"Kami sudah mendapatkan izin dari Kementerian Sekretariat Negara dan Pengelola Gelora Bung Karno untuk penggunaan crane," kata Presiden Panitia Penyelenggara Asian Games (INASGOC) 2018 itu.
Erick mengatakan penggunaan empat crane dalam acara pembukaan dan penutupan pesta multicabang olahraga terbesar di Asia itu masih sejalan dengan instruksi Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai Ketua Tim Pengarah Kepanitiaan Asian Games terkait efisiensi anggaran.
"Keputusan rapat kemarin itu sekitar 50 juta dolar AS untuk seluruh penyelenggaraan upacara pembukaan dan penutupan, termasuk untuk acara pawai obor," katanya.
Sementara, Komisi X DPR RI meminta INSGOC untuk menyampaikan rincian laporan keuangan kegiatan kampanye Asian Games 2018 sebesar 15 juta dolar AS dan biaya penyiaran sebesar 30 juta dolar AS yang telah ditransfer kepada OCA.
"Kami juga meminta INASGOC untuk menyampaikan usulan kebutuhan dana pada 2017 dan 2018, termasuk dasar perhitungan, rasionalitas perencanaan pendanaan, dan indikator capaian target," kata Ketua Komisi X DPR RI Teuku Riefky Harsya.