REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pelaksana tugas Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Protokol Pemerintah Kota Bima, Syahrial Nuryadin mengatakan, pemulihan dampak banjir Kota Bima terbagi dalam beberapa klaster. Untuk Klaster Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Syahrial mengatakan, tidak ada infrastruktur yang mengalami kerusakan yang berarti atau tidak separah seperti banjir bandang akhir tahun lalu.
"Penanganan Jembatan Cinta, penghubung Kampung Sigi, Kelurahan Paruga dengan Kelurahan Dara telah ditangani oleh BWS NT I, dan saluran di Jalan Gatot Subroto yang tersumbat juga sedang ditangani," ujar Syahrial dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id di Mataram, NTB, Rabu (29/3).
Untuk Klaster Lingkungan Hidup, pembersihan yang telah dilakukan meliputi sepanjang Jalan Soekarno-Hatta dengan dibantu TNI dan Kepolisian. Sedangkan jadwal pembersihan hari ini akan dilakukan di seputaran wilayah Kelurahan Paruga. Dalam pembersihan, Pemkot Bima juga mengerahkan Pol PP dan Pemadam Kebakaran untuk melakukan penyemprotan air seperti di Kampo Suntu dan sepanjang Jalan Soekarno Hatta.
Syahrial melanjutkan, saat ini pengungsi tersisa tercatat sebanyak 22 jiwa dari delapan kepala keluarga yang berasfa di Masjid Sultan Salahuddin, Bima. "Pada siang hari para pengungsi pulang untuk membersihkan rumah masing-masing dan malam hari mereka kembali mengungsi di masjid," lanjut Syahrial.
Untuk Klaster Kesehatan, sejumlah Puskesmas yang terdampak ringan terdiri atas Puskesmas Paruga, Puskesmas Mpunda, dan Puskesmas Asakota. Proses pembersihan sudah dilakukan terhadap tiga puskesmas tersebut dan telah melaksanakan kegiatan pelayanan seperti biasa.
Namun, untuk Puskesmas Paruga sampai saat ini belum bisa memberikan pelayanan karena pembersihan lumpur belum selesai. Syahrial menambahkan, alat kesehatan di Puskesmas Paruga diperkirakan 30 persen mengalami kerusakan.
Untuk Klaster Pendidikan dan Kebudayaan, kata Syahrial, terdapat 6 sekolah yang terdampak banjir, yakni SMPN 1 Kota Bima, SDN 55 Kota Bima, SDN 45 Kota Bima, MTs Raba, SLB Dharmawanita, dan SLB Ranggo. "Untuk SDN 45 Kota Bima, kegiatan belajar mengajar masih belum berjalan karena kondisi masih parah, halaman masih ada lumpur dan sampah. Pembersihan akan dilanjutkan hari ini," ucap dia.
Syahrial mengatakan, pembersihan untuk fasilitas umum, terminal, sekolah seperti SDN 45 Pane, dan Puskesmas Paruga menjadi prioritas. Terminal Dara yang sempat terendam juga saat ini sudah kembali beroperasi secara normal usai pembersihan.
Mengenai kerusakan tanaman pertanian padi akibat banjir, total lahan pertanian Kota Bima yang terkena dampak banjir tercatat seluas 65 hektare dan Puso seluas 15 hektare. "Pendekatan yang dilakukan terhadap kerugian yang dialami petani yakni penggantian benih dari benih cadangan nasional," kata dia.
Syahrial menyebutkan, tim gabungan siaga bencana juga telah mendistribusikan kebutuhan warga terdampak banjir. Syahrial juga mengimbau para camat dan lurah setempat berperan aktif mengajak masyarakat bergotong royong dalam kegiatan pembersihan.