REPUBLIKA.CO.ID, SERPONG -- Rendahnya akses pemodalan dari perbankan untuk pengusaha kecil membuka peluang bagi pebisnis pemula atau start up digital di bidang teknologi finansial. Amartha Financial Terchnology (Fintech) menghadirkan aplikasi Amartha.com, solusi memudahkan pengusaha kecil mendapatkan akses pemodalan skala kecil.
CEO Amartha Finance, Andi Taufan Garuda dalam bincang Rembuk Republik 'Siapkah Indonesia Menghadapi Era Digital?', mengungkapkan akses masyarakat Indonesia dengan perbankan masih sangat rendah.
Penetrasi masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan akses akun perbankan masih 70 persen. Ini artinya empat orang dari lima orang penduduk Indonesia belum terakses perbankan.
Andi mengungkapkan awal mula bisnis ini sangat sederhana, karena melihat perjuangan pelaku bisnis kecil yang sulit mendapatkan akses pemodalan perbankan. Kondisi inilah yang mendorong Amartha Fintech memberikan akses permodalan kepada pengusaha kecil secara mudah.
"Padahal mereka secara integritas bisa dipercaya dan bisnisnya cukup menjanjikan. Kemudian kita fasilitasi dengan pertemuan komunitas tapi mereka yang akan meminjamkan menggunakan cara digital melalui aplikasi," Andi Taufan Garuda ketika menjadi pembicara di Rembuk Republik yang diselenggarakan Republika di Auditorium Green Office Park 9, Sinarmas Land, Serpong, Kamis (30/3).
Dengan aplikasi dari Amartha Fintech, ia yakin bisa mengakses dan membantu berinvestasi kepada mereka pebisnis kecil, dengan modal sesuai kemampuan dan kebutuhan. Andi juga memastikan pengusaha kecil yang bermitra dengan Amartha bisa dipertanggungjawabkan. Masyarakat yang menggunakan aplikasi Amartha ini, kata dia, juga bisa turut serta memajukan ekonomi pengusaha kecil dan menengah di Indonesia.
"Karena mereka pengusaha kecil yang kita bantu itu berkelompok dan mereka bisa diakses. Kita bikin mereka credit scoring, mana yang belum terakses perbankan tapi bisa dipercaya untuk dipinjamkan dan perputaran bisnisnya cukup menjanjikan," ujarnya.
Ia memberi contoh misalkan pengusaha kecil yang membutuhkan pinjaman Rp 3 juta, pengguna aplikasi bisa turut berinvestasi dan dipastikan perputarannya akan sangat cepat. Jadi dalam sistem ini, ia memastikan pemodalannya sangat sederhana dan simple.
Sekarang, Amartha sedang berupaya melebarkan aksesnya kepada masyarakat. Karena saat ini fokus pembiayaan dari aplikasi ini masih sebatas Banten dan Kawa Barat. "Sekarang kita lagi fokus di 150 desa di Jabar Banten dan sekarang sedang melebarkan ke Jateng," ujarnya.
Ke depan Andi menjanjikan bisnis fintech dengan aplikasi Amartha ini akan lebih berkolaborasi dengan komunitas dan perusahaan besar. "Kita ingin turun memberdayakan masyarakat melalui aplikasi digital dan memudahkan masyarakat," ujarnya.