REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Jumlah anak usia sekolah yang tidak bersekolah di Kabupaten Purbalingga masih cukup besar. Mengutip data dari Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) tahun 2015 Badan Pusat Statistik-Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemisinan (TNP2Ķ), Bupati Tasdi menyebutkan ada sekitar 23.371 anak usia sekolah di wilayahnya yang ternyata tidak sekolah.
"Kondisi ini sangat memprihatinkan. Bahkan anak usia SD yang tidak sekolah, ternyata juga masih cukup besar," jelas Tasdi dalam acara Konferensi Kerja PGRI Kabupaten Purbalingga di Aula PGRI Purbalingga, Kamis (30/3).
Berdasarkan data tersebut, Bupati mengungkapkan, dari 23.371 anak usia sekolah yang tidak sekolah, sebanyak 2.147 anak merupakan anak yang masih usia SD. Sedangkan untuk anak usia SMP yang tidak sekolah ada 5.921 anak, dan sisanya sebanyak 15.303 anak merupakan anak usia SMA/SMK.
Untuk meningkatkan kepesertaan anak dalam kegiatan sekolah ini, Bupati mengaku telah mengalokasikan dana Rp 5 miliar dalam APBD 2017 melalui program Kartu Purbalingga Pintar. Melalui program tersebut, seluruh biaya pendidikan anak-anak dari keluarga miskin dijamin Pemkab.
"Untuk itu kami berharap kepada bapak dan ibu guru bisa ikut meningkatkan tingkat partisipasi pendidikan anak ini dengan mengajak anak anak usia sekolah yang tidak sekolah agar mau bersekolah," harapnya.
Menurut Bupati, penanganan anak usia sekolah yang tidak sekolah melalui Kartu Purbalinggga Pintar (KPP) berbeda dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Dalam program Kartu Purbalingga Pintar, anak usia sekolah yang tidak masuk program KIP diberikan bantuan untuk membeli perlengkapan sekolah, seperti tas, baju, buku dan sebagainya.