Selasa 04 Apr 2017 20:20 WIB

Kisah Ketangguhan Warga Brisbane Hadapi Banjir Akibat Topan Debbie

Tom dan Lisa, warga North Maclean di pinggiran selatan Kota Brisbane, bersabar menunggu hingga lumpur akibat banjir mengering.
Foto: ABC
Tom dan Lisa, warga North Maclean di pinggiran selatan Kota Brisbane, bersabar menunggu hingga lumpur akibat banjir mengering.

REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Warga di Queensland tenggara, Australia menyingsingkan lengan baju untuk membantu para korban banjir akibat Topan Debbie pekan lalu. Toko penjual pie terkenal Yatala Pie Shop, yang dibangun pada 1871, merupakan salah satu yang menjadi korban di pinggiran selatan Kota Brisbane.

Toko ini masih tertutup Selasa (4/4) karena aksi bersih-bersih masih berlangsung.

Yatala's famous pie shop has been totally inundated, it is less than a kilometre from the Albert River.
Toko penjual pie terkenal di daerah Yatala yang terendam banjir, terletak tidak sampai 1 km dari sungai Albert River.

Supplied: Nine News

Susan Porter yang telah memiliki toko ini selama tiga dekade mengatakan banjir datang lebih cepat daripada yang mereka bayangkan. "Pada Jumat pagi juru masak kami mulai pukul 03.00 membuat pie dan mobil deliveri mulai bergerak pukul 05.30," katanya kepada Steve Austin dari ABC.

"Saat istirahat pukul 06.30 mereka melihat air telah datang dan kami pun terjebak," ucapnya.

"Kami tak pernah berpikir air akan masuk ke toko," tambah Susan.

"Staf yang tanggap langsung menggunakan karung tepung untuk menutupi bangunan tapi hal itu tidak cukup," tuturnya.

Staf dan relawan sekarang berada di lokasi itu menghancurkan bagian dalam dinding yang telah rusak oleh air. "Kami kehilangan oven dan kamar pendingin, tapi kami baik-baik saja dan semua orang telah menunjukkan tindakan luar biasa," katanya.

"Semakin kami bersihkan... tampaknya justru semakin banyak," kata Susan Porter. "Tapi saya berusaha mendapatkan oven baru dan begitu dapat kita akan membuka toko kembali."

Aksi pembersihan di Beenleigh

Di Beenleigh yang dekat dari situ, Windaroo Cottage yang bersejarah dan populer sebagai tempat pernikahan juga terkepung banjir Jumat pekan lalu. Pemiliknya, Wendy Child, kejadian banjir masih tergiang terus sejak itu.

"Kami pergi tidur dengan pikiran kami baik-baik saja. Tapi ketika kami bangun pukul 04.00 pagi hari Jumat, saya pun menangis," katanya.

"Saya hanya bisa melihat lautan air dan tidak bisa melihat apa-apa lagi," ujar Wendy.

Dia mengatakan bantuan dari warga setempat sangat luar biasa. "Orang-orang baik dari masjid Stapleton Mosque telah membantu kami tanpa henti," kata Wendy Child.

Before and after the floods at Beenleigh State High School.
Foto kondisi Beenleigh State High School sebelum dan sesudah banjir.

(Foto: ABC/Terri Begley)

Sementara itu, Matt O'Hanlon, kepala sekolah Beenleigh State High School mengatakan, kekhawatiran terbesar selama banjir menjaga hewan peliharaan di sekolah. "Kami harus membawa mereka ke tempat yang lebih tinggi," katanya.

"Kami bisa membawa mereka... kami tidak perlu menaruh hewan ini di atas meja, yang tentunya akan sulit dilakukan," tambahnya.

"Untungnya kami tidak berada di sekolah pada Jumat karena air naik begitu cepat dan hal itu akan menjadi bencana," kata O'Hanlon.

'Kami hanya bisa melihat air'

Warga North Maclean, Tom dan Lisa mendapati 25 dari 26 akre lahan mereka terendam banjir. "Kami hanya bisa melihat air, air dan lebih banyak air," kata Lisa.

"Kami tidak berhasil menyelamatkan semuanya tapi kami memiliki lebih dari apa yang dimiliki orang lain," lanjutnya.

Tom menambahkan, beberapa hari ke depan mereka akan melakukan pembersihan dan inventarisasi harta benda yang tersisa. "Sampai lumpur mengering... kami sama sekali tidak bisa berbuat banyak," katanya.

"Jika saja turun hujan sekitar 10 sampai 15 mm, hal itu akan membantu membersihkan lumpur ini," tambahnya.

Pool tables and flooded furniture placed on the side of the street in North Maclean.
Barang-barang yang rusak akibat banjir di daerah Eagleby dan North Maclean.

(Foto: ABC/Terri Begley)

Diterbitkan Selasa 4 April 2017 Pukul 13:00 AEST oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/kisah-ketangguhan-warga-brisbane-hadapi-banjir-akibat-topan-deb/8414134
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement