Rabu 05 Apr 2017 00:13 WIB

Ini yang Membuat Investor Berpeluang Kembangkan Wisata Karimunjawa

Rep: s bowo pribadi/ Red: Budi Raharjo
PLTD Legon Bajak, Desa Kemujan menjadi penopang energi listrik di wilayah Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Keberadaan pembangkit berkapasitas 2 X2.200 kW ini membuat listrik di Karimunjawa menyala 24 jam.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
PLTD Legon Bajak, Desa Kemujan menjadi penopang energi listrik di wilayah Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Keberadaan pembangkit berkapasitas 2 X2.200 kW ini membuat listrik di Karimunjawa menyala 24 jam.

REPUBLIKA.CO.ID,JEPARA -- Ketersediaan infrastruktur dan kapasitas daya listrik 2X2.200 kW di kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menjadi peluang bagi investor untuk mengembangkan industri pariwisata di wilayah ini.

Deputi Manajer Kominikasi Bina Lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY, Hardian Sakti Laksana mengatakan, sejak listrik menyala 24 jam dengan beroperasinya PLTD Karimunjawa per 30 Mei 2016 harga listrik menjadi lebih rendah di Karimunjawa.

Yakni Rp 1.468 per kWh untuk tarif rumah tangga nonsubsidi dan bisnis dari standar Biaya Pokok Produksi (BPP) yang ditetapkan Pemerintah sebesar Rp 2.332 per kWh. Selain itu di Karimunjawa masih tersedia cadangan tak kurang dari 3.000 kW atau setara dengan kebutuhan daya 10 hotel besar.

"Saat ini sistem kelistrikan di Karimunjawa memiliki daya mampu  2X2.200 kW dengan beban puncak sebesar 612 kW," ungkapnya, di Jepara.

Hingga Maret 2017, jelas Sakti, di Karimunjawa --eksisting-- ada 2.028 pelanggan. Rinciannya sebanyak 1.855 di antaranya merupakan pelanggan rumah tangga dan 86 pelanggan bisnis.

Total daya tersambung sebesar sebesar 3.279 kVA dengan panjang jaringan listrik mencapai 45 kms yang ditopang oleh dua penyulang dan membentang dari PLTD di Desa Kemujan jingga Desa Karimunjawa. PLN juga membuka kantor pelayanan di Karimunjawa dengan didukung oleh tim pelayanan teknik yang siaga 24 jam.

"Oleh karena itu, ketersediaan infrastruktur dan kapasitas daya listrik ini menjadi kesempatan bagi investor untuk mengembangkan potensi wisata di kepulauan Karimunjawa," tegasnya.

Sejak diserahterimakannya pengoperasian sistem kelistrikan di Karimunjawa dari Pemkab Jepara kepada PLN tahun lalu, pertumbuhan penjualan daya listrik di Karimunjawa mengalami kenaikan hingga 9 persen atau melebihi rata- rata pertumbuhan kelistrikan nasional sebesar 6,5 persen.

Pertumbuhan tersebut banyak dipengaruhi oleh turunnya harga listrik di Karimunjawa. Sebelum era PLTD, masyarakat di kawasan kepulauan ini harus membayar Rp 2.500 per kWh.

Semua ini merupakan bagian dari komitmen PLN untuk mendorong pertumbuhan ekowisata di Karimunjawa melalui penyediaan infrastruktur kelistrikan. "Dampaknya dibuktikan dengan lonjakan jumlah wisatawan hingga 26 persen ke Karimunjawa sepanjang tahun 2016, dibandingkan dengan kunjungan tahun sebelumnya," kata Sakti.

Ia juga menambahkan, wilayah kepulauan Karimunjawa yang memiliki 27 pulau --lima pulau diantaranya berpenghuni-- merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Provinsi Jawa Tengah.

Sejumlah obyek wisata yang sudah dikenal luas di kepulauan Karimunjawa antara lain meliputi pulau Menjangan Besar, pulau Menjangan Kecil, pulau Cemara Besar dan spot Nyamplungan. "Termasuk Pantai Tanjung Gelam, Pulau Cilik, pulau Tengah serta Pulau Geleang," tandasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement