REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB -- Rusia mengatakan, serangan gas kimia yang membunuh dan melukai puluhan warga Suriah di bagian utara Suriah berasal dari senjata para pemberontak. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pesawat Suriah menyerang Kota Khan Sheikhoun di Provinsi Idlib. Namun, serangan itu rupanya mengenai tempat memproduksi zat berbahaya yang digunakan di Irak.
Amerika Serikat dan barat menuding pesawat Suriah menjatuhkan senjata kimia. Namun Damaskus menolak tudingan itu.
Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson mengatakan, semua bukti menunjukkan kalau rezim Bashar Assad yang menggunakan senjata ilegal terhadap rakyatnya sendiri. Seperti dilansir BBC, Rabu (5/4), Observatorium Suriah untuk HAM mengatakan, jumlah warga meninggal akibat serangan kimia mencapai 72 orang, termasuk 20 anak-anak.
Akibat serangan kimia tersebut, banyak korban merasa tercekik. Dari mulutnya juga mengeluarkan busa. Para saksi mengatakan, klinik yang merawat para korban serangan kimia diserang dari udara.
Bahkan, sejumlah korban dilarikan ke rumah sakit di perbatasan Turki. Seorang wanita di rumah sakit mengatakan, ia sakit karena terkena gas. "Kami tak bisa berdiri, saya merasa pusing dan sakit."
Ia mengalami sesak napas dan sukar bernapas. Para korban serangan gas kimia dirawat karena luka, termasuk sesak napas.