REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON -- Pasokan Listrik di Jawa dan Bali tak hanya bergantung pada batu bara, tetapi juga berasal dari tenaga gas dan uap melalui PLTGU Cilegon, Banten. PLTGU Cilegon yang dioperatori PT Indonesia Power menyuplai 665 mega watt (MW) listrik atau sekitar 15 persen kebutuhan listrik Jawa-Bali.
General Manager PLTGU Cilegon Zudhi Rakhmanto mengungkapkan, kapasitas terpasang PLTGU Cilegon sebenarnya mencapai 740 MW. "Tapi, saat ini listrik yang kami hasilkan sekitar 660-665 MW," kata Zuhdi di PLTGU Cilegon, Banten, Kamis (6/4).
Zuhdi mengatakan, listrik yang diproduksi dari PLTGU Cilegon disalurkan melalui transmisi 150 kiloVolt (kV) yang masuk dalam sistem jaringan kelistrikan Jawa-Bali. Konsumen utama dari pembangkit tersebut adalah kawasan industri. 'Utamanya kawasan industri di Banten," ujar Zuhdi.
Dia menjelaskan, PLTGU Cilegon merupakan satu-satunya pembangkit yang menggunakan bahan bakar gas (BBG) di kawasan Banten. Pembangkit listrik lainnya masih bergantung pada batu bara.
Bahan bakar gas PLTGU Cilegon dipasok oleh China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) SES Ltd sebanyak 80 BBTU yang berasal dari wilayah kerja minyak dan gas bumi (migas) South East Sumatera (SES) dan PT Perusahaan Gas Negara (persero) sebanyak 30 BBTU.
"PLTGU ini satu-satunya yang menggunakan gas, jadi ada beberapa pembangkit yang dikelola Indonesia Power, PLTU Lontar, PLTU Suralaya," katanya.