REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad menegaskan agar perbankan syariah meningkatkan infrastruktur teknologinya. Apalagi seiring dengan bertumbuhnya industri financial technology atau fintech.
"Industri fintech bisa membantu perbankan Syariah untuk berkembang," ujar Muliaman D Hadad pada Republika, Jumat (7/4).
Menurut Muliaman, dukungan teknologi sangat penting untuk bank syariah. Perbankan syariah harus dapat memperkuat dan melengkapi dirinya dengan kemampuan teknologi yang lebih besar.
Apalagi saat ini perusahaan fintech sudah mencapai 165 perusahaan dan sekitar separuhnya bergerak di payment system dan sisanya adalah peer to peer lending. Dari sejumlah perusahaan tersebut, dapat menjadi kompetitor bagi bank syariah, sehingga bank syariah harus antisipatif.
Kendati begitu, ia mengakui saat ini investasi di teknologi tidak murah. Selain itu harus dikelola secara mumpuni dengan komitmen yang kuat dari industri. "Makanya bank syariah harus bersinergi dengan perusahaan fintech," kata Muliaman.
Sejauh ini ia menilai perbankan syariah sudah mulai maju dari segi teknologi, dengan meluncurkan berbagai produk yang menggunakan platform teknologi. Kemudian, sudah ada bank syariah yang mengikuti Laku Pandai atau branchless banking yaitu BRI Syariah.
Kepala Departemen Perbankan Syariah Ahmad Soekro menambahkan, pangsa pasar perbankan syariah di tahun ini akan semakin meningkat. Teknologi merupakan salah satu pendorong peningkatan pangsa pasar ini, selain dengan banyaknya sosialisasi yang akan diadakan oleh otoritas dan industri.
"Potensinya masih tinggi, meliputi sasaran bagi masyarakat kecil dan menengah juga. Sehingga bank syariah harus lebih menyasar mereka agar lebih inklusif," kata Soekro.