REPUBLIKA.CO.ID,BEIRUT -- Citra satelit menunjukkan pangkalan udara Shayrat menjadi basis bagi pasukan khusus Rusia dan helikopternya. Mereka ada di sana untuk membantu Presiden Suriah Bashar Assad melawan ISIS.
Menteri Keuangan Steve Mnuchin mengumumkan akan ada sanksi tambahan terhadap Suriah dalam waktu dekat tetapi tidak memberikan keterangan secara spesifik sanksi tersebut, Jumat, (7/4).
Sanksi diberikan karena Suriah dianggap menggunakan gas beracun untuk menyerang kelompok pemberontak. Namun malah menewaskan banyak warga sipil.
Kementerian Pertahanan Rusia menanggapi serangan rudal AS ke pangkalan udara Suriah dengan menelepon atase militer AS di Moskow. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, mereka akan menutup jalur komunikasi untuk menghindari bentrokan tak sengaja antara pasukan Rusia dan AS di Suriah. Selama ini pesawat tempur AS sering menyerang milisi ISIS dan mendekati pasukan Rusia.
Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengatakan, pemerintah Trump siap melakukan berbagai langkah yang dibutuhkan.
"Kami siap untuk melakukan lebih tapi kami berharap tidak diperlukan langkah tersebut. Amerika Serikat tidak akan diam saja jika senjata kimia yang digunakan. Ini penting bagi keamanan nasional untuk mencegah penyebaran dan penggunaan senjata kimia," ujar Haley.
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson dijadwalkan untuk pergi ke Moskow pekan depan. Ia mengaku kecewa dengan pernyataan Rusia. Namun tak terkejut dengan reaksi Rusia karena menunjukkan dukungannya untuk Assad.