REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Bupati Purwakarta H Dedi Mulyadi SH terharu dengan kiriman nasi timbel plus ayam bakar bekakak dari warga Perumahan Pucung Baru RT 02/11, Desa Pucung, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang, Senin (10/4). Kiriman makanan itu merupakan ungkapan terima kasih dari delapan Perumahan Pucung Baru yang proses kepulangannya dari Kalimantan Tengah (Kalteng) dibantu Kang Dedi, panggilan Dedi Mulyadi.
Delapan warga Karawang itu merupakan korban dari sebuah perusahaan yang menunda-nunda pembayaran upahnya di Kalteng. Bulan lalu, warga tersebut berangkat bekerja di salah satu perkebunan kelapa sawit di Desa Panopa, Kecamatan/Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalteng.
Mereka bekerja selama 15 hari, sebagai buruh babat rumput. Setelah 15 hari bekerja, upah tak kunjung diterimanya. ‘’Kami ke Kalteng dibawa oleh salah seorang tetangga. Tapi, setelah bekerja selama 15 hari, kami tak diberi upah. Makanya kabur," ujar Suratno (62 tahun) kepada Republika, Senin.
Dua tetangga yang mengajaknya bekerja di Kalteng, menawarkan pekerjaan di perkebunan kelapa sawit dengan iming-iming upah Rp 98 ribu sampai Rp 190 ribu per hari. Keberangkatannya ke Kalteng sempat dibiayai oleh perusahaan.
Tetapi, menurut Suratno, setelah berkerja berhari-hari, upah tak kunjung datang. Untuk makan saja, dirinya mengandalkan sisa perbekalannya. Ketika ditanya soal upah, perusahaan beralasan bahwa surat perintah kerja (SPK) belum turun. Mendengar jawaban itu, dua tetangga yang mengajaknya bekerja meninggalkan Kalteng lebih dahulu.
Dua orang tersebut, merupakan yang membawa delapan orang ini untuk bekerja. Karena ditinggalkan oleh pembawanya, delapan warga Karawang itu melarikan diri dari perkebunan. Mereka meninggalkan Desa Panopa dengan tujuan ke Pelabuhan Kumai, Pangkalan Bun, Kalteng. Jarak yang mereka tempuh sejauh 140 kilometer.
"Kami lari dari perusahaan ke pelabuhan dengan cara menumpang ke truk yang lewat," ujarnya. Setibanya di Pelabuhan Kumai, mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan ke Pulau Jawa karena tidak memiliki uang.
Mendengar kabar itu, salah satu anak Suratno menghubungi Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi melalui akun media sosial. "Anak saya tahu nomor sms center bupati (Purwakarta). Akhirnya, anak saya menghubungi Bupati Purwakarta untuk minta bantuan," katanya.
Saat itu juga, bupati dua periode tersebut memberikan bantuan uang Rp 6,5 juta untuk ongkos perjalanan dari Kalteng ke Karawang. Sebagai ungkapan terima kasihnya, delapan warga Kabupaten Karawang itu memberi nasi timbel dan ayam bakar bekakak untuk dicicipi Dedi.