REPUBLIKA.CO.ID,PARIS -- Dalam sebuah wawancara di televisi France 2 TV pada Selasa (11/4) waktu setempat, salah satu kandidat presiden sekaligus mantan Perdana Menteri Prancis Francois Fillon mengatakan Prancis harus segera mengambil tindakan untuk mencegah konflik antara Rusia dan Amerika Serikat (AS).
Pernyataan itu ia lontarkan ketika ditanya apa yang akan ia katakan ketika bertemu dengan Presiden AS Donald Trump. “Pertama, saya akan mengatakan bahwa Prancis akan menjalankan kebijakan luar negeri secara independen yang bertujuan untuk menghindari konflik. Dan akan melakukan segala usaha untuk mencegah konflik antara Rusia dan AS,” katanya, seperti dikutip TASS, Selasa (11/4).
Fillon juga mengatakan musuh bersama kita adalah teroris ISIS yang semakin menyebar karena kesalahan AS, sebagai bagian akibat dari perang Irak.
Pria berusia 63 tahun itu pernah menjabat sebagai perdana menteri periode tahun 2007-2012. Dia menjabat saat Prancis membuat kabinet baru setelah Nicolas Sarkozy terpilih sebagai presiden. Kemudian dia lengser setelah Sarkozy dikalahkan oleh Francois Hollande pada pemilihan presiden selanjutnya.
Dan kini anggota partai Les Republicains itu menjadi salah satu kandidat presiden 2017. Ia berhadapan dengan calon lain seperti Marine Le Pen dari Barisan Nasional, Benoit Hamon dari Partai Sosialis, Emmanuel Macron dari En Marche! Dan Jean-Luc Melenchon dari La France Insoumise.