REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Pelaku serangan truk Stockholm, Rakhmat Akilov (39 tahun), mengaku telah melakukan aksi terorisme dengan menabrakkan truknya ke arah pejalan kaki. Serangan yang dilakukan pria Uzbek itu menewaskan empat orang dan melukai 15 orang lainnya.
Akilov berhasil ditangkap beberapa jam setelah serangan yang terjadi pada Jumat (8/4). Ia muncul di ruang sidang yang keamanannya dijaga ketat, dengan mengenakan jaket bertudung warna hijau tua dengan kepala tertunduk, pada Selasa (11/4).
Hakim Malou Lindblom memerintahkan Akilov untuk menurunkan tudung jaket yang menutupi rambut hitamnya yang dihiasi dengan garis abu-abu. Akilov yang berbahasa Rusia, juga didampingi oleh seorang penerjemah untuk membantunya mengikuti proses pengadilan.
"Akilov mengaku telah melakukan kejahatan terorisme dan menerima penahanannya," kata pengacara yang ditunjuk untuk mendampingi Akilov, Johan Eriksson, dikutip Aljazirah.
Eriksson mengatakan, pengadilan telah memerintahkan Akilov untuk menjalani evaluasi kejiwaan sebagai prosedur standar. Pengakuannya saja tanpa bukti tidak akan cukup untuk menjatuhkan hukuman kepadanya.
Setelah Eriksson selesai memberikan penyataan, hakim menyetujui permintaan jaksa untuk melakukan persidangan tertutup untuk sidang-sidang selanjutnya. Hal itu karena banyaknya informasi rahasia yang akan diungkap dari hasil penyelidikan.
Dokumen pengadilan menunjukkan, Akilov telah meminta pengacaranya diganti oleh seorang Muslim Sunni. Namun, pengadilan menolak permintaan tersebut.
Akilov, seorang pekerja konstruksi, telah ditolak untuk tetap tinggal di Swedia pada Juni 2016 dan telah menerima perintah deportasi. Polisi Swedia menyatakan, Akilov mengaku bersimpati kepada kelompok-kelompok ekstrimis, termasuk ISIS, namun belum ada bukti keterkaitannya dengan kelompok itu.
Serangan yang dilakukan Akilov menyerupai serangan yang terjadi di Nice, Berlin, dan London, yaitu dengan menabrakkan truk ke kerumunan. Semua serangan sebelumnya telah diklaim dilakukan oleh kelompok ISIS.
Akan tetapi, ISIS belum mengaku bertanggung jawab atas serangan di Stockholm. Laporan sebuah media Swedia, surat kabar Aftonbladet pada Senin (10/4) mengatakan, Akilov mengaku kepada penyelidik bahwa ia menerima perintah dari ISIS untuk melakukan serangan terhadap orang-orang kafir.
Majalah investigasi Swedia, Expo, yang mengkhususkan diri memantau aktivitas sayap kanan mengatakan, akun Facebook Akilov menunjukkan gambaran yang bertentangan dengan apa yang dilaporkan Aftonbladet. Expo menunjukkan, Akilov menyukai fanspage "Buddha dan Mormon", serta mendukung politikus oposisi Rusia, Alexei Navalny dan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev.