Ahad 16 Apr 2017 20:58 WIB

Korban Bom Mobil di Suriah Bertambah Jadi 112 Orang

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Bom yang meledakkan pengungsi Suriah, Sabtu (15/4).
Foto: Thiqa News via AP
Bom yang meledakkan pengungsi Suriah, Sabtu (15/4).

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Sekitar 112 orang tewas setelah bom mobil menyerangan iring-iringan kendaraan dan bus yang ditumpangi pengungsi Suriah, Sabtu (15/4) siang waktu setempat. PBB mengecam keras serangan brutal tersebut.

Dilaporkan laman BBC, serangan bom mobil tersebut terjadi ketika iring-iringan kendaraan pengungsi melintasi pos pemeriksaan di Rasyidin, sebuah daerah di barat Aleppo. Kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) mengatakan pasca serangan, 98 pengungsi Suriah seketika tewas.

"Sebanyak 98 pengungsi tewas bersama dengan pekerja bantuan dan tentara pemberontak," kata SOHR dalam sebuah pernyataan.

Di antara korban tewas, ada pula kalangan anak-anak. "Anak-anak juga ada di antara korban tewas. Banyak pula yang terluka. Korban tewas diperkirakan akan terus meningkatkan," kata SOHR.

Menurut keterangan seorang pengungsi yang selamat dari serangan tersebut, bom berasal dari sebuah mobil van yang membawa pasokan bantuan untuk pengungsi. Sebelum meledak, mobil tersebut terlihat membagi-bagikan keripik untuk para pengungsi, khususnya anak-anak. "Setelah itu anak-anak mulai berlari dan (mobil) itu meledak," katanya.

Mobil Pembawa Bantuan Dijadikan Bom Sasar Pengungsi Suriah

Kendati demikian, belum diketahui bagaimana mobil tersebut bisa mendekati iring-iringan kendaraan pengungsi tanpa izin pemerintah. Baik pemerintah maupun milisi pemberontak sama-sama mengklaim tidak mengetahui tentang insiden penyerangan tersebut.

Korban yang tewas dalam serangan bom mobil tersebut berasal dari empat kota yang telah disepakati pemerintah dan milisi pemberontak untuk dievakuasi. Mereka dievakuasi agar terhindar dari penderitaan akibat perang antara kedua kubu tersebut.

Adapun empat kota tersebut, dua di antaranya adalah Foah dan Kefraya yang dikuasai oleh pasukan pemerintah Suriah. Sedangkan dua kota lainnya berada di dekat Damaskus, yakni Madaya dan Zabadani yang dikuasai milisi pemberontak.

Kota Foah dan Kefraya, yang sebagian besar penduduknya adalah Muslim Syiah, telah dikepung oleh milisi pemberontak sejak Maret 2015. Sedangkan kota Madaya dan Zabadani yang mayoritas penduduknya adalah Muslim Sunni telah dikepung tentara Suriah dan kelompok Hizbullah Lebanon.

Serangan bom mobil tersebut menambah daftar jumlah korban sipil dalam konflik Suriah. Belum lama ini, serangan senjata kimia mematikan di Idlib, Suriah, juga menewaskan sekitar 100 warga sipil dan 30 di antaranya adalah anak-anak.

Sama seperti serangan bom mobil yang terjadi pada Ahad (16/4), ketika serangan senjata kimia, pasukan pemerintah dan milisi pemberontak juga mengaku tidak bertanggung jawab terhadap insiden tersebut. Keduanya saling tuding berada di balik serangan mematikan itu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement