Rabu 19 Apr 2017 11:08 WIB

TPS Tempat Iwan Bopeng Beraksi Terlihat Kondusif

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ilham
Iwan Bopeng, pelaku penghinaan 'potong tentara'.
Foto: youtube
Iwan Bopeng, pelaku penghinaan 'potong tentara'.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lokasi tempat pemilihan suara (TPS) yang pada putaran pertama Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta didatangi Iwan Bopeng, kini terlihat kondusif. Proses pilkada pun masih berlangsung hingga saat ini.

"Saat ini aman. Ya, semoga jangan sampe ada masalah sampai selesai nanti," ujar Ketua RT 08/10, Palmeriam, Matraman, Jakarta Timur, Widodo.

Saat Republika.co.id temui, Widodo sedang memantau TPS 27, lokasi di mana Iwan Bopeng beraksi pada putaran pertama lalu. Sebagai ketua RT, ia bertugas untuk memantau warganya yang datang untuk menggunakan hak suaranya.

"Kalau bukan ketua RT-nya, warga mau nanya ke siapa? Kan gak mungkin ketua RT sebelah ya," jelas Widodo.

Soal kejadian Iwan Bopeng, ia mengakui kejadiannya terjadi di TPS ini. Namun, ia tidak mau menceritakannya karena sudah banyak lupa tentang kejadian itu. "Kalau mau tanya ke Polsek saja, pihak-pihak terkait seperti para ketua RT dan TPS waktu itu dipanggil ke sana untuk buat BAP (berita acara pemeriksaan)," kata Widodo yang sedang duduk di teras salah satu rumah warga.

Widodo menyebutkan, dari 461 daftar pemilih tetap, hingga pukul 09.40 WIB sudah ada sekitar 100 lebih yang menggunakan hak suaranya. Ia juga mengatakan, data dari Dukcapil saat ini sudah lebih baik daripada yang lalu. "Sudah lebih jelas. Sekarang pakai KTP-el kan juga sudah bisa ya," sambungnya.

Namun, saat Republika.co.id datang, ada sedikit persoalan soal surat C6. Ada salah satu warga bernama Cecep Kurniawan (37) yang tidak bawa surat itu. "Miskomunikasi saja sih, surat C6 dari TPS ini sudah dibalikin ke kelurahan. Tapi, dari kelurahan sudah ada yang mau ke sini nganterin," jelas Cecep yang datang bersama istrinya.

Widodo mengatakan, Cecep tak menerima surat C6 karena ia pindah kontrakkan. Jadi, pihak penyelenggara tidak bertemu dengan Cecep dan suratnya dikembalikan ke Kelurahan. "Miskomunikasi saja kok. Dia pindah kontrakkan jadi gak ketemu," tambah Widodo.

Petugas dari kelurahan tak lama kemudian datang memberikan surat kepada Cecep. Wanita yang menggunakan rompi cokelat muda itu langsung pergi lagi setelah memberikan surat untuk Cecep.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement