Rabu 19 Apr 2017 17:11 WIB

Hasil Pilkada DKI Bukti Rakyat tak Mau Dibeli dengan Sembako

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ilham
Politikus muda Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia.
Foto: pribadi
Politikus muda Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil hitung cepat Pilkada DKI putaran kedua mengunggulkan pasangan nomor 3 Anies-Sandi mengungguli pasangan nomor 2, Ahok-Djarot. Bagi Tokoh Generasi Muda Golkar, Ahmad Doli Kurnia, hasil Pilkada DKI putaran kedua bukti bahwa rakyat Jakarta tak mau terbeli dengan sembako.

Doli mengungkapkan, hari ini masyarakat bisa menyaksikan bahwa Allah SWT, mendengarkan suara rakyatnya. Maka berlakulah Suara Rakyat adalah Suara Tuhan dalam ungkapan vox populi vox dei.

Dalam pertarungan ini, kata dia, dengan jelas dan terang dapat dikatakan 'Rakyat telah Mengalahkan Pemimpinnya'. Ia menilai, ada empat fenomena sekaligus hikmah yang bisa kita cermati dari hasil hitung cepat Pilkada DKI putaran kedua ini.

"Bahwa rakyat Jakarta sudah tidak mau lagi dianggap rendah, bodoh, dan murahan sehingga dengan mudahnya terbeli harga diri dan martabatnya hanya dengan sejumlah uang, apalagi sembako," katanya kepada Republika.co.id, Rabu (19/4).

Walaupun hasil yang ada saat ini baru hasil Quick Count, tapi menurutnya sudah dapat dipastikan bahwa warga DKI akan punya Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru, Anies R Baswedan dan Sandiaga S Uno.

Kedua, rakyat Indonesia sudah bisa independen dan tidak lagi takut oleh para pemimpinnya yang sewenang-wenang. "Walaupun terus diteror, dikriminalisasi, dan diancam, ditakut-takuti, di-sweeping oleh aparat kepolisian, namun mereka tetap hadir," katanya.

Walaupun ia menilai presiden dan pemerintahannya menunjukkan secara vulgar dukungannya kepada salah satu calon, namun masyarakat mampu rasional dan objektif memilih mana yang baik buat mereka. Ketiga, Doli melihat bila berbagai bentuk kecurangan bisa diidentifikasi sejak awal dan disosialisasikan secara massif, maka kecurangan itupun akan menemui jalan buntu.

"Ini terlihat dengan maraknya berbagai kecurangan terjadi yang diilaporkan ke Bawaslu DKI," kata dia.

Karena itu, tugas Bawaslu yang selama ini dianggap berpihak dan mandul, akhirnya diambil alih langsung oleh rakyat. "Rakyatlah yang menegur langsung, memotret, dan memviralkan praktik-praktik kecurangan itu," katanya. Rakyat pula, kata dia, yang kemudian mendatangi gudang-gudang sembako, menyegel, menongkrongi, dan menghalangi terjadinya pembagian.

Terakhir, apa yang terjadi pada Pilkada DKI putaran kedua ini, ia yakin semua ini terjadi karena kuasa Tuhan, Allah SWT. Tidak satupun atau kekuatan apapun yang bisa menghalangi kuasa Allah.

"Tidak Presiden, tidak para konglemerat, tidak aparat bersenjata, juga tidak berbagai bentuk kecurangan. Ini kemenangan doa dan usaha orang-orang beriman. Kita juga bisa dengan optimis dan berharap mengatakan mungkin inilah momentum lahirnya Generasi Almaidah 54. Aamiin Ya Rabbal'alamin," Doli menutup.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement