Selasa 25 Apr 2017 03:56 WIB

KBS Labeli Tujuh Pohon Tua Langka

Rep: Binti Sholikah/ Red: Angga Indrawan
Kebun Binatang Surabaya
Foto: Surabaya.go.id
Kebun Binatang Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Kebun Binatang Surabaya (KBS) memberi label tujuh pohon tua dan langka yang ada di area KBS, Sabtu (22/4). Aksi tersebut sebagai kampanye peduli pelestarian alam serta lingkungan sekitarnya dalam menyambut peringatan Hari Bumi sedunia atau Earth Day.

Tujuh pohon yang diberi label yakni, Asam Jawa (Tamarindus indica), Gandul atau Kunto Bimo (Kigelia africana), Mahoni (Swietenia mahagoni), Kenari (Canarium vulgare), Nyamplung (Calophyllum inophyllum),  Sono Keling (Dalbergia latifolia) dan Palem Raja (Roystonea regia).

Humas Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS, Laily Widya Arishandi mengatakan pelabelan tujuh pohon tua dan langka menjadi cara KBS dalam memuliakan pohon. Tujuh pohon tersebut dipilih karena memiliki sifat-sifat khas untuk dikembangkan.

"Pelabelan tujuh pohon ini untuk mengenalkan jika KBS juga memiliki koleksi tumbuhan. Hingga saat ini jumlahnya mencapai 206 jenis, baik dari jenis Tanaman Penutup Tanah, Tanaman Perdu, Tanaman Pelindung, Semak dan Palem, serta Tanaman Langka," jelasnya.

Staf Litbang dan Konservasi PDTS KBS, Toha Putra ZA mengatakan usia tujuh pohon yang dilabeli tersebut beragam. Pohon Kenari, Gandul dan Asam berusia lebih dari 100 tahun. Pohon Mahoni berusia lebih dari 60 tahun. Pohon Nyamplung dan Sono Keling berusia lebih dari 50 tahun, sedangkan Pohon Palem berumur sekitar 50 tahun.

"Ketujuh pohon yang dilabelkan tersebut memiliki beberapa sifat yang khas," ujarnya.

Toha menyebutkan, Asam Jawa tergolong ke dalam jenis pohon berumur panjang (menahun), berperawakan besar, selalu hijau atau tidak mengalami masa gugur daun, tinggi sampai 30 meter dan diameter batang di pangkal hingga 2 meter. Kulit batang Asam Jawa berwarna coklat keabu-abuan, kasar dan memecah, beralur-alur vertikal. Tajuknya rindang dan lebat berdaun, melebar dan membulat.

Pohon Gandul memiliki warna hijau saat curah hujan terjadi sepanjang tahun, namun gugur saat musim kemarau panjang. Daun pohon ini berlawanan atau memiliki alur berputar tiga, menyirip, dengan enam sampai sepuluh lembar. Panjang daunnya 20 sentimeter dan lebar kurang lebih 6 sentimeter.

Pohon Mahoni merupakan tanaman tahunan, dengan tinggi rata-rata 5-25 meter, berakar tunggang dengan batang bulat, percabangan banyak, dan kayunya bergetah. "Pohon mahoni bisa mengurangi polusi udara sekitar 47 persen sampai  69 persen sehingga disebut sebagai pohon pelindung sekaligus filter udara dan daerah tangkapan air," imbuhnya.

Sementara Pohon Kenari, memiliki batang yang tegak dengan warna pegagan kelabu, kayu putih, serta teras coklat tua. Jika kulitnya diiris akan mengeluarkan getah kenari, seperti damar, mula-mula berwarna putih dan melekat, kemudian seperti lilin berwarna kuning pucat.

Pohon Nyamplung merupakan jenis pohon bertajuk rimbun, dengan akar tunjang. Tingginya bisa mencapai 25 meter, dan diameter 1,5 meter. Batangnya berkayu dan bercabang mendatar, kulit batang berwarna putih kelabu, beralur mengelupas. Pada kulit kayu terdapat saluran getah berwarna kuning.

Sedangkan pohon Sono Keling memiliki status terancam karena pemanfaatan yang berlebihan. Kayu Sono Keling banyak dimanfaatkan karena memiliki pola-pola yang indah, ungu bercoret-coret hitam, atau hitam keunguan berbelang dengan coklat kemerahan.

"Kayu ini biasa digunakan untuk membuat mebel, almari, serta aneka perabotan rumah berkelas tinggi. Akibat dari pemanfaatan  yang berlebihan, sehingga populasi alami pohon ini menghadapi kepunahan," ungkapnya.

Selanjutnya, Pohon Palem Raja merupakan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) yang biji buahnya terbungkus daging. Batangnya tidak bercabang dan tumbuh tegak ke atas. Tumbuhan ini bisa tumbuh hingga mencapai tinggi 20 meter. Palem Raja dilindungi Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1990. "Palem raja (Roystonea regia) banyak di temukan di pulau Jawa. ditemukan di berbagai tempat sampai dan bahkan mampu tumbuh pada ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut," ucap Toha.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement