REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI -- Sebuah serangan udara menyasar penjara di Sabha, Libya, Selasa (25/4). Sebanyak lima orang tewas dalam kejadian itu.
Selama ini, kota yang terletak di sebelah selatan Ibu Kota Tripoli itu menjadi lokasi utama pertempuran antara faksi-faksi bersenjata Libya. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan di Sabha kali ini. Korban tewas dalam peristiwa itu adalah dua penjaga penjara dan tiga tahanan,
Namun, pasukan Pemerintah Libya yang didukung PBB meyakini kelompok pimpinan Khalifa Haftar berada di balik serangan tersebut. Selama ini, pasukan dari Haftar terus bertempur untuk mengendalikan keseluruhan negara itu.
Laporan terbaru yang ada mengatakan bahwa pasukan Haftar meluncurkan serangan udara di pangkalan militer Pemerintah Libya di Tripoli. Pasukan Haftar yang dikenal sebagai Tentara Nasional Libya (LNA) memiliki basis terbesar di Libya Timur.
Sejak presiden Muammar Gaddafi digulingkan pada 2011 lalu, Libya dilanda kekacauan dengan faksi-faksi bersenjata yang ingin menguasai pemerintahan secara penuh. Situasi terus diperburuk dengan kedatangan Negera Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan kelompok militan lainnya yang mengambil kesempatan atas kondisi di negara tersebut.
Haftar menjadi salah satu tokoh militer paling kuat di Libya. Ia juga dikenal sebagai salah satu tentara yang melakukan perlawanan untuk menurunkan Gaddafi.