REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar pemerintah baik pusat dan daerah dapat menyesuaikan perkembangan zaman dan dapat bergerak lebih cepat. Kecepatan untuk berpikir lebih maju menjadi kunci utama untuk bersaing dengan negara-negara lainnya di era globalisasi sekarang ini.
“Kembali lagi ke teknologi, perubahan semakin cepat. Kalau kita tidak bergerak cepat pasti kita ditinggal. Saya pastikan itu,” kata Jokowi saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2017 di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (26/4).
Di tengah-tengah cara berpikir negara lain yang cepat sekali berubah, Indonesia, kata Jokowi, masih memikirkan dan mengurusi hal-hal lain, seperti masalah pelabuhan dan juga jalan tol. Karena itu, Jokowi meminta agar pemerintah dan masyarakat dapat bergerak lebih cepat mengikuti perubahan zaman.
“Ingat sekarang dunia sudah sangat berubah, era persaingan regional, global, sangat sengit sekali. Orang sudah berpikir jauh. Coba lihat, Elon Musk, dia berpikir mengenai hyperloop, Tesla, dan SpaceX. Apa Itu nanti cari di Google aja. Kita masih berpikir mengenai ngurus pelabuhan, ngurus tol. Mereka sudah kemana-mana. Berpikir masa depan yang fantastis,” ujarnya.
Lebih lanjut, Jokowi menyampaikan, era globalisasi ini juga berpengaruh terhadap minat investor, baik investor asing maupun dalam negeri, untuk menanamkan investasinya ke Indonesia. Para investor, kata dia, memiliki berbagai pilihan negara lain untuk berinvestasi.
Karena itu, iklim investasi di Indonesia pun juga harus ditingkatkan dan diperbaiki. Menurut Jokowi, investasi merupakan hal yang menjadi rebutan bagi semua negara lantaran kondisi perlambatan ekonomi dunia saat ini.
“Globalisasi berarti apa? Investor sekarang itu punya banyak pilihan. Dia ga suka masuk ke Indonesia punya pilihan di tempat lain, Myanmar, ada Vietnam, ada Thailand,” kata Jokowi.
Jokowi pun menyoroti salah satu hal yang harus dibenahi dan dirubah, yakni pelayanan perizinan dan juga kepastian hukum yang berubah-ubah. Presiden meminta, masalah tersebut harus dirombak total sehingga Indonesia tak lagi tertinggal dari negara lain.
“Sekali lagi globalisasi berarti investor punya banyak pilihan. Kita perlu sadari kalau seorang investor gak jadi invest bukan berarti dia tidak investasi, bukan. Artinya dia pindah ke tempat lain,” ucapnya.