Rabu 26 Apr 2017 19:05 WIB

Labuhan Merapi Digelar Jumat

Upacara Labuhan Merapi.
Foto: Antarafoto
Upacara Labuhan Merapi.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Upacara adat tahunan Labuhan Gunung Merapi dalam rangka hajad "Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat" untuk memperingati naik tahta Sri Sultan Hamengku Buwono X kembali digelar Jumat, 28 April 2017.

"Rangkaian acara labuhan tersebut diawali pada Kamis 27 April 2017 pukul 08.00 WIB berupa penyerahan 'uba rampe' labuhan dari Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat kepada Camat Depok di Pendopo Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman," kata Plt Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman Aji Wulantara, Rabu.

Ia mengatakan, uba rampe tersebut untuk selanjutnya oleh para "abdi dalem" dan Camat Depok diarak ke Kantor Kecamatan Cangkringan. "Pada pukul 09.30 WIB Camat Depok menyerahkan uba rampe tersebut kepada Camat Cangkringan di Pendopo Kecamatan Cangkringan," katanya.

Aji mengatakan, bahwa Camat Cangkringan kemudian menyerahkan uba rampe tersebut kepada Juru Kunci Gunung Merapi Mas Kliwon Suraksohargo atau yang akrab dipanggil dengan Pak Asih untuk dibawa ke Joglo Kinahrejo atau di petilasan rumah Mbah Maridjan.

"Sesampainya di Joglo Kinahrejo (pendopo petilasan Mbah Maridjan) sekitar pukul 11.30 WIB akan diadakan upacara seremonial dan diselingi fragmen labuhan Merapi," katanya.

Menurut dia, pada malam harinya pukul 19.30 WIB di Pendopo Kinahrejo dilakukan penampilan panembromo dan sekar mocopat, dilanjutkan dengan acara kenduri wilujengan.

"Pada pukul 21.00 WIB dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan lakon 'Dumadining Gunung Merapi' oleh dalang Ki Sigit Manggala Saputra," katanya.

Ia mengatakan, pada Jumat 28 April 2017 mulai pukul 06.00 WIB rangkaian "uba rampe" akan diarak dalam perjalanan sekitar dua jam menuju ke Bangsal Sri Manganti atau Pos 1 pendakian Gunung Merapi untuk dilakukan upacara resmi puncak Labuhan Merapi.

"Uba rampe" yang dilabuh berupa sinjang limar satu lembar, sinjang cangkring satu lembar, semekan gadhung satu lembar, semekan gadhung melati satu lembar, paningset udaraga satu lembar, kambil watangan satu biji, seswangen 10 biji, seloratus lisah konyoh satu buntal, yotro tindih dua amplop, destar doromuluk satu lembar.

"Selain itu turut disertakan juga kembang setaman, nasi tumpeng, ingkung serta serundeng, yang dibagikan kepada setiap pengunjung selesai upacara labuhan," katanya.

Kegiatan Labuhan Merapi, kata dia, sudah menjadi agenda rutin tahunan sebagai hajat Dalem Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat. "Kegiatan itu diharapkan dapat meningkatkan apresiasi warga masyarakat khususnya di Kabupaten Sleman terhadap potensi budaya lokal yang adiluhung yang tentunya akan mendukung dan memperkuat keistimewaan Yogyakarta," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement