REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, Indonesia berhasil membelokkan arah perlambatan ekonomi. Puncak perlambatan pertumbuhan ekonomi pada 2015 berhasil ditinggalkan perlahan pada 2016.
"Mesti kita syukuri, karena kebanyakan ekonomi di dunia tidak bisa membalikkan begitu pada 2016," tutur Darmin, saat menghadiri Peluncuran Buku dan Diskusi 'Laporan Perekonomian Indonesia 2016' di Gedung Bank Indonesia (BI), Jakarta, Kamis (27/4).
Ia menuturkan, perbaikan ekonomi pada 2016 hingga sekarang, ditandai dengan semakin mampu, pemerintah dan BI dalam mengendalikan inflasi. "Setelah dua tahun ini bergulat dengan Gubernur BI, setelah tarik-menari, dan berdebat, inflasi bisa kita jaga bergerak di bawah empat persen atau tiga koma," tuturnya.
Darmin menegaskan, meski kenaikan pertumbuhan ekonomi relatif kecil dari 4,9 persen pada 2015 ke 5,0 pada 2016, namun disertai beberapa hal positif. Di antaranya tingkat pengangguran menurun dan gini rasio pun menurun.
Menurutnya, itu dampak positif dari pembangunan infrastruktur yang telah menyebar ke berbagai sektor. "Ke depannya Indonesia perlu membangun infrastruktur dengan berbagai modifikasi terutama pembiayaan, karena nggak kuat kalau kalau hanya adalkan APBN harus didesain libatkan sektor lain dan tentunya BUMN," tuturnya.
Darmin menegaskan, meski tidak terlalu ambisius terhadap pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini, namun Kemenko Perekonomian mengaku lebih optimis dibandingkan lainnya. "Kuartal I BI bilang tumbuh 4,99 persen, tapi kalau kita rasanya dekati 5,1 persen. Ekspor dan impor ranahnya positif," tambahnya.