REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Sekitar 20 ribu buruh akan menyambangi Istana Negara. Mereka akan menuntut penghapusan sistem out sourcing dan sistem kerja pemagangan.
Ketua Serikat Pekerja Aneka Industri (SPAI) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Amir Mahfudz mengatakan, dalam rangka Hari Buruh, 1 Mei, sekitar 20 ribu buruh dari Bekasi akan berbondong-bondong menyambangi Istana Negara.
"Insya Allah kalau tidak ada halangan sudah terdata kurang lebih 20 ribu buruh FSPMI yang akan diberangkatkan ke Jakarta. Jumlah tersebut hanya gabungan dari FSPMI saja,” ujarnya kepada Republika.co.id pada Jumat (28/4).
Isu yang akan diusung pada Hari Buruh tahun ini adalah penghapusan out sourcing dan tolak sistem kerja pemagangan, jaminan kesehatan, dan ketenagakerjaan. “Dalam hal ini adalah iuran BPJS kesehatan yang harus maksimal,” kata Amir.
Selain itu, para buruh juga akan melakukan tuntutan kenaikan upah terkait dengan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.
Dalam aksi ini, para buruh akan berkumpul di sejumlah titik, yaitu kawasan industri MM2100, kawasan EJIP (East Jakarta Industrial Park), kawasan Jababeka, kawasan Gobel, dan kawasan Kota Bekasi. Sebagian besar buruh berasal dari Kabupaten Bekasi.
“Kebanyakan dari Kabupaten Bekasi. Kalau yang dari kota kurang lebih berada di angka seribu sampai dua ribu orang,” kata dia. Buruh akan diberangkatkan pada 08.00 WIB, dengan menggunakan kendaraan pribadi, sepeda motor, atau menyewa bus dan kendaraan kecil lainnya.
"Nanti akan turun di Bundaran HI, lalu kita longmarch menuju Istana Negara,” ujar Amir. Dalam aksi itu, mereka akan membawa spanduk, banner, dan pamflet yang berisi tuntutan dan aspirasi para buruh.