REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi berkekuatan 7,1 SR terjadi di Barat Laut Sangihe, Sulawesi Utara pada pukul 03.23 WIB. Gempa berlokasi pada koordinat 5,45 LU dan 125,00 BT terjadi Sabtu (29/4).
Pusat gempa berada di sekitar Mindanao, Filipina atau 210 km Barat Laut Kepulauan Sangihe atau 246 km Barat Laut Kepulauan Talaud atau 442 km Timur Laut Manado, Sulawesi Utara. Badan Geologi USA melaporkan hasil pantauannya, gempa berkekuatan 6,8 SR terjadi di kedalaman 41,7 km.
BMKG telah menyampaikan peringatan dini smong lokal yang merusak untuk radius kurang dari 100 km dari episenter. Pemutakhiran peringatan dini tsunami dikabarkan di Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, BNPB telah mengonfirmasi ke BPBD setempat ihwal dampak gempa. Berdasarkan laporan dari BPBD, ia menuturkan, gempa dirasakan lemah di Manado, Sangihe dan Maluku Utara.
"BPBD juga melaporkan belum ada tanda-tanda tsunami (smong) di sekitar pantai. Pemantauan terus dilakukan," kata Sutopo.
Berdasarkan analisis peta gempa (sake map) dari InAWARE (Indonesia All Warning And Risk Evaluation) BNPB memperkirakan gempa merusak hanya di sekitar Kepulauan Mindanao, Filipina. Seperti wilayah di Glan, General Santos, Klamba, Palimbang, Koronadal, Kelamansi, Digos dan lainnya. Kemungkinan gempa menimbulkan banyak kerusakan bangunan
Hingga saat ini dampak gempa berkekuatan 7,1 SR di wilayah di Indonesia belum ada. Sutopo menyebut kondisi masih aman. Juga belum ada laporan korban jiwa, kerusakan bangunan dan terjadinya smong di wilayah Indonesia.
Kendati demikian, ia menuturkan, BNPB telah menyampaikan peringatan dini potensi smong pada BPBD berdasarkan informasi dari BMKG. Pemantauan dan kewaspadaan terus dilakukan BPBD.