REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecelakaan lalu lintas yang menelan korban jiwa kembali terjadi di jalur Puncak, Jawa Barat, saat libur panjang. Hari Ahad (30/4) ini, sebuah pus pariwisata menghantam sejumlah kendaraan yang berada di Jalan Raya Puncak-Cianjur, Jawa Barat, dan mengakibatkan 11 orang tewas serta puluhan luka-luka.
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Royke Lumowa mengatakan, kecelakaan yang terjadi tepatnya di Kampung Parabon, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas itu, mirip dengan yang sebelumnya terjadi di lokasi yang sama.
Menurutnya, ketidaktelitian pengendara dalam mengontrol dan memastikan keadaaan kendaraan dapat menjadi alasan kuat penyebab terjadinya kecelakaan yang menewaskan 11 korban ini.
"Dari data yang ada itu remnya tidak berfungsi, pemeriksaan di perusahaan itu kurang serius dan tidak memperhatikan keadaan kendaraan," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id.
Menurut mantan Kapolda Papua Barat ini, pada kecelakaan sebelumnya Korlantas telah memberikan peringatan kepada perusahaan yang menaungi angkutan pariwisata, terkait kurangnya pengawasan terhadap kelayakan kendaraan.
Adanya kecelakaan yang disebabkan rem yang blong di Ciloto, Bogor hari ini, Minggu (30/4), Royke mengatakan polisi akan kembali melakukan pengusutan kepada perusahaan terkait.
"Perusahaan lalai itu, saya berupaya menegur perusahaan karena tidak melalukan pengecekan kendaraan secara serius. Dan tidak menutup kemungkinan untuk dilakukannya pengusutan perusahaan," tegasnya.
Kondisi jalan, menurut Royke juga mempengaruhi terjadinya kecelakaan tersebut. Mengingat sering terjadinya kecelakaan di tikungan curam Jalan Raya Puncak-Cianjur.
"TKP itu memang sering terjadi kecelakaan pas di tikungan," ucapnya.
Dia juga menghimbau pengendara untuk memastikan kondisi kendaraan sebelum melakukan perjalanan. Royke juga mengingatkan untuk selalu mengecek kondisi rem dan kelengkapan berkendara lain.
"Selama berada di jalan juga jangan ugal-ugalan dan hati hati. Dan tetap mematuhi peraturan lalu lintas yang ada," imbaunya.
Keamanan kondisi kendaraan, menurut Royke harus dipastikan oleh seluruh pengendara, baik kendaraan bermuatan kecil, sedang maupun besar. Namun, Ia mengingatkan pengendara kendaraan bermuatan besar seperti bus, untuk lebih teliti dan berhati-hati, mengingat resiko kecelakaan yang lebih besar.
"Saya pikir semua pengendara harus pastikan kondisi kendaraan, tapi paling utama memang kendaraan besar yang berkapasitas besar untuk berhati-hati, karena pada saat di jalan resiko kecelakaan tinggi," ujarnya.