REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Jerman Thomas de Maiziere mengatakan bahwa burka tidak memiliki tempat di masyarakat Jerman. Hal itu ia utarakan dalam sebuah editorial tamu untuk surat kabar Jerman Bild am Sonntag.
Dalam editorial tersebut, Maiziere mengatakan bahwa masyarakat Jerman adalah masyarakat terbuka. "Kami ada masyarakat terbuka. Kami menunjukkan wajah kami. Kami bukan burka," katanya seperti dilaporkan laman Al Araby, Selasa (2/5).
Menurutnya, Jerman memang patut mementingkan kebiasaan sosialnya. "Kami mementingkan kebiasaan sosial tertentu, bukan untuk diri mereka sendiri, tapi karena itu adalah ungkapan sikap tertentu," ucap Maiziere.
Terkait kebiasaan sosial tertentu ini, Maiziere memberikan beberapa contoh. "Kami memberitahu nama kami. Kami berjabat tangan. Kami melarang penggunaan topeng atau cadar pada demonstrasi publik. Menunjukkan wajah adalah ekspresi eksistensi demokrasi kita," ujarnya.
Komentar Maiziere ini muncul beberapa hari setelah parlemen Jerman menyetujui undang-undang tentang larangan penggunaan burka atau cadar. Peraturan ini diambil untuk alasan keamanan dan bertujuan mencegah serangan kelompok ekstremis. Undang-undang tersebut juga berlaku untuk pegawai negeri sipil, staf militer, dan pegawai yudisial ketika menjalankan tugasnya.
Sejak 2015 lalu, Jerman telah menampung sekitar satu juta imigran dan pengungsi. Mereka berasal dari negara-negara Timur Tengah yang tengah dilanda konflik dan peperangan tanpa henti.