REPUBLIKA.CO.ID, Novelis terkemuka Indonesia, Habiburrahman El Shirazy, menggelar bedah buku novel terbarunya Bidadari Bermata Bening di Islamic Book Fair (IBF) 2017. Namun, bedah buku ternyata banyak ditambahkan rahasia-rahasia menulis novel dari pria yang akrab disapa Kang Abik tersebut.
Antusiasme pembaca yang ingin berkomunikasi langsung dengan Kang Abik tumpah ruah sampai memenuhi area depan panggung utama IBF di Jakarta Convention Center (JCC). Terlebih saat sesi tanya jawab, yang tidak jarang membuat pembaca sampai berebut demi bisa bertanya ke Kang Abik.
Mulai dari inspirasi sampai imanjinasi, semuanya berebut mengangkat tangan sesaat setelah moderator membuka sesi tanya jawab. Namun, serba-serbi tentang menulis novel malah mendominasi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pembaca baik anak-anak, ramaja sampai bapak-bapak.
Sedikit berbedanya tema novel Bidadari Bermata Bening dari novel-novel lain, ternyata mengunggah rasa ingin tahu pembaca tentang tujuan karya Kang Abik tersebut. Ternyata, jawaban Kang Abik tampak mengundang kekaguman dari para penonton, karena alasan utamanya tetaplah dakwah.
Menurut Kang Abik, Aina Mardhiyah, tokoh utama dari novel tersebut, telah melakukan dakwah lewat prestasinya. Maka itu, saat menjawab ia turut berpesan kalau dakwah itu bisa dilakukan siapa saja dan di mana saja, terutama melalui prestasi sebagai dakwah terbaik.
"Cara terbaik berdakwah itu dengan berprestasi, ada orang berjilbab itu sudah berdakwah, nah Aina melakukan itu," kata Kang Abik, Sabtu (6/5).
Detil, jadi pesan penting yang diungkapkan Kang Abik saat menjawab pertanyaan salah seorang penonton, tentang rahasia menulis bisa sebagaus karya-karyanya. Ia menekankan, orang yang mampu menuliskan secara detil sejumlah kejadian biasa saja, akan menjadi cerita unik bagi orang lain.
Termasuk tentang cinta, yang dianggap setiap orang memiliki pengalaman masing-masing tentang satu tema sederhana seperti cinta. Karenanya, Kang Abik mengingatkan, kemampuan orang untuk menceritakan suatu cerita secara detil, bisa menjadi satu tulisan yang dahsyat bagi orang lain.
"Inti sastra adalah detil, sesuatu yang sederhana bisa jadi sesuatu yang dahsyat, saat menulis berusahalah menjelaskan dengan lengkap," ujar Kang Abik.
Saat ditanya rahasianya mampu mengorek lubuk hati setiap orang yang membaca novelnya, Kang Abik mengungkapkan kalau itu semua merupakan siasat rahasia. Rahasianya, ternyata dengan mengimajinasikan tentang apa yang akan ditebak para pembaca, lalu memainkannya.
Terkadang, ia mengaku akan memberikan jawaban yang sekiranya menjadi tebakan dari pembaca, setidaknya membuat pembaca merasa puas akan tebakannya. Tapi, lebih sering Kang Abik memainkannya dan memberikan yang sebaliknya dipikirkan, yang akhirnya menggali rasa penasaran pembaca.
"Imanjinasikan kira-kira pembaca akan nebak ke mana, lah itu Bumi Cinta (salah satu novelnya) saja, masih ada pembacanya yang sampai sekarang masih marah karena alur tebakannya tak terjadi," kata Kang Abik.
Terakhir, Alquran menjadi sumber inspirasi yang dipesankan Kang Abik kepada penanya yang sebagian besar mengaku sudah mulai menulis novel-novelnya. Menurut Kang Abik, Alquran sudah memberikan contoh baik penulisan secara detil, baik keburukan lebih lagi kebaikan.
"Alquran itu bacaan paling indah dan beradab dalam menggambarkan baik dan buruk, bahkan untuk kebaikan biasanya lebih detil," ujar Kang Abik.
Terkait novel terbarunya Bidadari Bermata Bening, ia berharap kehadiran novel itu mampu menjawab harapan dari banyak pembaca yang sangat ingin ada tokoh utama wanita. Kang Abik mengaku sengaja mengangkat satu masalah yang dekat dengan keseharian, supaya orang mudah merasakannya.
Aina Mardhiyah, dinilai meruapakan tokoh yang akan sangat dekat dan dimiliki orang-orang desa dan kota, sehingga masyarakat mampu menggambarkannya sendiri. Ia mengira, tidak sedikit pembaca yang akan menganggap Aina sebagai Fahri (tokoh Ayat Ayat Cinta) versi lain.
Hal itu dikarenakan kesempurnaan tokoh yang dikisahkan, yang sebenarnya tokoh-tokoh seperti Aina banyak ada di tengah masyarakat. Menurut Kang Abik, tokoh perempuan yang tangguh, bersih dan bagus hatinya masih banyak ada di masyarakat, tapi memang jarang menjadi sorotan.
"Intinya, saya ingin menyampaikan kalau di Indonesia itu masih banyak orang soleh dan solehah, itu perlu kita hadirkan," kata Kang Abik.
Ia menuturkan, kebaikan utama yang patut dicontoh dari sosok Aina ialah tentang istiomahnya, selalu bersama dengan Allah SWT dan membuat ahlak dan adabnya layak ditiru. Adab itu, lanjut Kang Abik, ditunjukkan Aina kepada guru, kiai dan orang tua, termasuk ke pamannya yang sedikit jahat.
Bahkan, adab yang ditunjukkan lewat Aina itu dirasa sejalan dengan yang dicontohkan Rasulullah SAW, yang senantiasa memperlakukan orang dengan baik. Ia meyakini, orang seperti itu merupakan mereka yang selalu bersama Allah SWT, dengan kebaikannya yang pasti dibalas kebaikan pula.
"Makanya, tidak usah pesimis berbuat baik kepada orang lain, itu yang dibuat Aina," ujar Kang Abik.
Sedangkan, untuk latar pesantren yang kali ini diangkat di novelnya, dianggap sebagai pengingat kalau pesantren ialah institusi pendidikan tertua di Indonesia. Karenanya, ia ingin akar itu tidak hilang di generasi ke depank, karena merupakan kekuatan besar di Indonesia.
Ia menambahkan, keikhlasan orang-orang yang ada di pesantren tidak akan bisa ditandingi lembaga-lembaga pendidikan manapun, yang seharusnya dijadikan harta berharga bagi Indonesia. Lewat novelnya pula, masyarakat diajak untuk dapat menjaga keberadaan pesantren di Indonesia.
"Masyarakat Muslim harus mencintai pesantren," kata Kang Abik.