Senin 08 May 2017 17:22 WIB

Indonesia Targetkan Lima Besar di ISG 2017

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Israr Itah
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tak memberikan target tinggi bagi Kontingen Merah Putih selama gelaran Islamic Solidarity Games (ISG) 2017. Menpora Imam Nahrawi mengatakan, partisipasi Indonesia dalam gelaran olah raga masyarakat muslim di dunia tersebut lebih utama ketimbang memikirkan capaian medali emas.

Menurut Imam, sebagai negara dengan masyarakat Muslim terbanyak di dunia, Indonesia harus ambil bagian. "Saya rasa target tidak perlu diutamakan. Kebersamaan kita sesama masyarakat Muslim di dunia, itu yang lebih utama di ISG ini," ujar dia kepada Republika.co.id di Kemenpora, Jakarta, Senin (8/5).

ISG tahun ini, akan digelar di Kota Baku, Azerbaijan. Gelaran ragam olah raga antar negara Islam di dunia tersebut akan dibuka pada 12 Mei mendatang. 

Gelaran itu, akan berakhir sebelum bulan suci Ramadhan, pada 22 Mei. Di ISG IV, panitia lokal mempertandingan 24 disiplin olah raga.

Tahun ini, diperkirakan 56 negara mengirimkan pada atletnya. Kontingen Indonesia, pada Ahad (7/5), sudah mulai memberangkatkan para atletnya. Ada sebanyak 105 atlet dari 13 cabang olah raga (cabor) yang dikuti Kontingen Garuda. Selain itu, ada 42 ofisial tim yang juga ikut diberangkatkan dalam rombongan yang dipimpin oleh Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin, selaku Komandan Kontingen (Cdm).

Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot Dewa Broto menambahkan, partisipasi Indonesia di ISG semacam kewajiban. Bukan cuma sebagai dengan masyarakat Muslim terbesar di dunia, melainkan sebagai salah satu peggagas gelaran ISG. Bahkan, Kontingen Indonesia, semacam bintang tamu dalam gelaran terebut lantaran berstatus sebagai pejawat tuan rumah dan juara umum.

Memang, pada ISG III, tiga tahun lalu, Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah. ISG di Palembang, Sumsel pada 2013 ketika itu, Indonesia mengakhiri gelaran sebagai juara umum dengan memborong 36 emas dari total 104 medali yang disediakan. Akan tetapi, Gatot menjelaskan, sulit bagi Indonesia kembali mempertahankan gelar juara umum.

"Target Indonesia kali ini, tidak perlu juara umum. Karena itu pasti sulit," ujar dia, kepada Republika, saat mendampingi Imam di Kemenpora, Jakarta, Senin (8/5). Gatot mengatakan, pemaparan dari Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) tentang potensi medali terbaik di ISG, Indonesia punya peluang di lima besar.

"Dari 13 cabor yang kita ikuti, itu kami yakini setengahnya bisa pulang membawa medali emas," kata dia.

Adapun cabor yang diikuti Indonesia kali ini, yaitu bola basket, bola voli, menyelam, renang, atletik, paraatletik, gimnastik, judo, karate, menembak, taekwondo, angkat beban, dan wushu.

Namun, Kemenpora juga merasa kecewa dengan absennya Indonesia pada satu cabor, yakni sepak bola. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement