REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Aminuddin Maruf menemui Ketua Utama Alkhairaat Habib Saggaf Aljufri. Upaya ini untuk mengklarikasi pidatonya pada pembukaan Kongres XIX PMII di Palu yang ternyata menyinggung perasaan masyarakat dan adat Sulawesi Tengah.
Aminuddin menemui pimpinan tertinggi perguruan Islam terbesar di Indonesia Timur itu pada Rabu (17/5) sore, dan menjelaskan bahwa pidatonya pada pembukaan Kongres XIX yang dihadiri Presiden Joko Widodo pada Selasa (15/5), terkait dengan pusat gerakan Islam radikal dan pusat menantang NKRI, sama sekali tidak bermaksud menyinggung perasaan masyarakat Sulteng, khususnya Kota Palu.
Dia mengatakan, Kongres PMII dilaksanakan di Palu, tujuannya untuk menjawab tentang Sulteng yang distigma sebagai pusat gerakan Islam radikal dan pusat menantang NKRI, terhadap daerah lain maupun terhadap dunia internasional.
Pada pertemuan tersebut, Aminuddin menerima beberapa nasihat dari Habib Saggaf terkait kearifan, kebijaksanaan dan penguatan diri. Habib juga mengemukakan salah satu syair yang maknanya yakni terkadang kuda lari cepat terjatuh karena kakinya tersandung. Usai memberikan nasihat, Habib Saggaf juga mendoakan keselamatan dan kesuksesan Kongres XIX PMII sesuai apa yang telah direncanakan.
Sebelum menemui Habib Saggaf, Aminuddin yang didampingi sejumlah senior PMII di Kota Palu, melakukan ziarah makam pendiri Alkhairaat Habib Idrus bin Salim Aljufri di kompleks Perguruan Islam Alkhairaat Palu. Di tempat itu, Aminuddin membaca tahlil dan doa dipimpin Ketua Majelis Dzikir Rijalul Ansor Gerakan Pemuda Ansor Sulteng Suhban Lasawedi.
Aminuddin juga telah menemui Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola untuk menyampaikan permohonan maaf karena pidatonya menyinggung perasaan publik Sulteng khususnya masyarakat Kota Palu.