REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan perundingan antara pemerintah Indonesia dengan PT Freeport Indonesia berjalan sesuai rencana dan tidak ada hal yang luar biasa terjadi.
"Tadi malam pak Jonan (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan) sudah melaporkan ke saya. Sampai sekarang perundingan tidak ada hal yang luar biasa," kata Luhut di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Selasa (23/5).
Terkait dengan isu pemogokan karyawan Freeport, Luhut menjelaskan jika kabar mogok sebenarnya sebagian yang mau memberikan golden shake hand atau pengajuan pensiun dengan pesangon dalam rangka mengurangi pegawainya. "Jadi tidak ada masalah serius mengenai Freeport. Dengan buruh juga saya pikir ada program pengurangan pegawai dengan golden shake hand. Kalau tidak salah satu orang mendapat Rp 2 miliar," katanya.
Luhut memaparkan telah diundang oleh Menteri Perdagangan Amerika Serikat, di sana membicarakan berbagai pandangan mengenai ekonomi dunia dan secara khusus menyampaikan soal Freeport, serta mempertanyakan mengapa ada kendala dengan investasi Freeport.
"Ya saya jawab, tidak ada kendala dengan Freeport. PT Freeport yang tidak mau memenuhi kewajiban divestasi 30 persen saham sampai 2019. Saya sampaikan kalau mau perpanjang juga silakan, tapi ya harus ikuti aturan Indonesia," katanya.
Ia kembali menegaskan bahwa PT Freeport Indonesia harus mengikuti peraturan yang berlaku di Indonesia. "Ada American First berarti boleh dong ada juga Indonesian First, boleh kalau mereka mau datang tetapi harus mengikuti aturan Indonesia," ujarnya.