REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron akan melakukan pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May pascaserangan Manchester, kata pernyataan kantor Macron, Selasa (23/5).
"Presiden bersama pemerintah dan dengan pasukan Inggris akan melanjutkan perang terhadap terorisme," kata pernyataan itu.
"Emmanuel Macron akan melakukan pembicaraan telepon dengan Theresa May dan akan selalu memperoleh informasi langsung terkait perkembangan penyelidikannya," tambah pernyataan itu, yang juga mengungkapkan belasungkawa dan solidaritas rakyat Prancis untuk Inggris.
Ledakan pada Senin (Selasa WIB) terjadi pada konser di kota Manchester, saat penyanyi asal AS Ariana Grande tampil. Ledakan itu menewaskan setidak-tidaknya 19 orang dan sekitar 50 lagi terluka. Kepolisian Inggris menangani kejadian tersebut seperti penanganan terhadap tindakan teroris.
Kepolisian mengatakan mereka telah menanggapi laporan adanya sebuah ledakan yang menyebabkan sejumlah korban tewas yang terkonfirmasi serta korban luka-luka lainnya di arena yang berkapasitas 21 ribu orang. Saksi di konser tersebut mengatakan bahwa dia merasakan ledakan sangat besar saat ia meninggalkan arena, diikuti dengan jeritan dan ribuan orang yang tergesa-gesa berusaha kabur meninggalkan arena.
"Kami mencari jalan keluar dan saat kami mencapai pintu ada ledakan besar dan semua orang berteriak. Itu adalah ledakan yang besar, Anda bisa merasakannya di dada Anda," kata pengunjung konser Catherine Macfarlane kepada Reuters.
Keadaan kacau. Semua orang berlari dan menjerit dan berusaha mencoba keluar, tambahnya. Saksi melaporkan terdapat banyak anak di konser tersebut.
Baca: Menlu Retno Komunikasi dengan Dubes Terkait Ledakan di Manchester