REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Penyelidik Rusia mengungkapkan kecelakaan pesawat Tu-154 pada Desember lalu di Laut Hitam kemungkinan besar merupakan kasus kesalahan pilot. Kecelakaan pesawat militer Rusia yang sedang dalam perjalanan ke Suriah itu menewaskan 92 orang.
Pesawat itu membawa tim paduan suara musik Alexandrov saat terjun ke laut pada 25 Desember tahun lalu. Analisis data penerbangan menunjukkan pilot kehilangan bantalan dan mengabaikan instrumennya, karena meyakini pesawatnya belum naik terlalu tajam. Selain itu, kelelahan juga dianggap sebagai faktor lain penyebab kecelakaan ini.
Laporan dari Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan penyebabnya mungkin karena gangguan kemampuan pesawat dan situasi yang mengakibatkan pilot tersebut membuat kesalahan fatal. Laporan tersebut menekankan bahwa tidak ada pelanggaran peraturan pengisian bahan bakar yang ditemukan.
Selain itu juga tidak ada bukti adanya faktor eksternal dalam kecelakaan tersebut. Dan, laporan ini adalah hasil akhir dari penyelidikan resmi negara.
Pesawat Tupolev itu berangkat pagi-pagi dari pangkalan militer Chkalovsky dekat Moskow, dan mengisi bahan bakar di bandara Adler dekat Sochi. Kemudian bencana terjadi saat pesawat tersebut mulai lepas landas dari Adler, dalam perjalanan ke pangkalan udara Hmeimim yang merupakan milik Rusia di luar Provinsi Latakia, Suriah.
Harian Rusia Kommersant yang dikutip BBC, Kamis (1/6), mengklaim bahwa semua bukti menunjuk pada Mayor Roman Volkov yang diduga menderita ilusi somatogravis. Sebuah kondisi yang dapat memengaruhi keseimbangan pilot selama akselerasi atau perlambatan yang cepat.
Para ahli yang dikutip dari media tersebut mengatakan bahwa Mayor Vlokov sudah merasa tidak sehat di lapangan. Di mana ia mengalami kesulitan dalam membawa pesawat ke landasan pacu yang benar untuk lepas landas.
Menurut informasi dari media berbahasa Rusia tersebut, saat pesawat mulai tinggi, ia mulai mengeluarkan instruksi yang tidak koheren ke awak pesawat dan mendorong kemudi kontrol ke depan. Sehingga membuat pesawat yang dikendalikannya menukik curam. Pesawat tersebut kehilangan ketinggian pada 6-8 meter per detik dan alarm mulai berbunyi. Tapi kemudian sang pilot justru melakukan manuver mendadak, dengan membelokkan bagian kanan pesawat 10 sampai 53 derajat ke kiri.
Pada 70 detik penerbangan, pesawat turun menjadi hanya 90 meter di atas air, dan menyelam dengan kecepatan 20 meter per detik. Pesawat itu menghantam permukaan air dengan kecepatan 540 kilometer per jam dengan belokan 50 derajat, sehingga seluruh awak pesawat dan penumpang tewas.
Paduan suara resmi angkatan bersenjata Rusia itu dijadwalkan untuk mengadakan konser Tahun Baru di Hmeimim. Selain anggota paduan suara, pesawat itu juga mengangkut sembilan wartawan, delapan tentara, dua pegawai negeri dan delapan awak pesawat. Di antara korban meninggal tersebut ada direktur eksekutif lembaga amal Far Aid, Yelizaveta Glinka atau yang dikenal Dr Liza. Ia adalah pemenang perdana hadiah negara Rusia karena prestasinya dalam hak asasi manusia.